MIRI - Nilai tukar Rupiah belum mampu lepas dari tekanan Dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pagi ini, Rupiah masih mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menghadapi kondisi ini, maskapai penerbangan mau tidak mau memutar otak agar tidak mengalami kerugian. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menghemat ongkos perusahaan.
"Pasti kencengin ikat pinggang. Cost efisien yang kita lakukan khususnya evaluasi SDM," kata Managing Director Lion Air Group Capt Daniel Putut, Jumat (16/3/2018).
Baca Juga: Wings Air Tambah 20 Pesawat Tahun Ini
Tak hanya itu, Daniel mengatakan, perusahaan juga melakukan evaluasi terhadap supplier. Pihaknya, lanjut dia, melakukan tawar menawar harga yang lebih dengan supplier ketika nilai Rupiah jatuh.
Daniel menyebutkan, biaya perusahaan yang paling besar terdampak jika Dolar AS menguat adalah sewa pesawat dan asuransi. Porsi keduanya dalam biaya produksi dalam Dolar AS mencapai 50%.
Dia mengakui, melemahnya nilai tukar cukup mengganggu industri penerbangan. Hanya saja, Lion Air Group belum khawatir dengan pelemahan Rupiah yang sudah menyentuh level Rp13.700 per USD.