JAKARTA - Pengamat sekaligus Guru Besar Ekonomi asal Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menilai keberadaan transportasi online atau daring memiliki nilai-nilai efisiensi.
"Dari segi platform, transportasi online itu adalah revolusi kehidupan dan dampaknya sangat besar. Di sisi lain, transportasi online juga memiliki nilai efisiensi," kata Rhenald dalam rilis yang diterima Antara, Kamis (5/4/2018).
Menurut dia, efisiensi yang diciptakan melalui layanan transportasi daring itu, yakni waktu tempuh yang dipersingkat. Selain itu, transportasi daring juga dinilai dapat membantu mengatasi masalah kemacetan dan polusi.
"Keberadaan transportasi online itu memangkas waktu tempuh orang-orang untuk menuju suatu tempat. Transportasi online juga bisa mengurangi kemacetan karena tidak harus menambah kendaraan," ujar Rhenald.
Baca Juga : Menhub Tak Mau Intervensi Tarif Ojol, Silakan Diselesaikan secara Bilateral
Sementara itu, dia menuturkan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan bahwa salah satu penyedia layanan transportasi daring, yaitu Go-Jek berkontribusi sebesar Rp9,9 triliun pada perekonomian Indonesia setiap tahunnya.
"Angka yang disebutkan oleh Lembaga Demografi itu sebetulnya sudah benar, tapi masih kurang besar angkanya. Dugaan saya, angka dampaknya lebih besar dari itu," tutur Rhenald.
Dia mengungkapkan ada hal lain yang belum diperlihatkan melalui riset tersebut, yaitu nilai efisiensi yang diciptakan melalui transportasi daring. Selain itu, dia juga menilai seharusnya layanan transportasi daring, misalnya Go-Jek, dilihat sebagai platform yang lintas industri.
"Mendefinisikan start up baru bukan semata-mata dari single product. Yang pertama harus dilihat adalah platformnya, yang kedua adalah nilai efisiensinya," ungkap Rhenald.
Baca Juga : Grab Akuisisi Uber, Jangan Ada Monopoli
Sementara itu, pengamat ekonomi asal Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menambahkan selain nilai efisiensi, transportasi daring juga memberikan dampak terhadap sumber daya manusianya.
Dia mengatakan rata-rata penghasilan pengemudi transportasi daring mencapai Rp3.300.000 atau melampaui Rp2.800.000 yang sama dengan nilai rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di sembilan wilayah.
"Jadi, bisa dikatakan bahwa bahwa bekerja sebagai pengemudi transportasi online, misalnya Go-Jek, ternyata lebih feasible (layak). Ini bisa menjadi alternatif pekerjaan, terutama di sektor informal," tambah Tony.
(feb)
(Rani Hardjanti)