JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri pertemuan ASEAN di Singapura. Dalam pertemuan tersebut, ASEAN mengamati perkembangan positif dari sejumlah agenda.
Dirinya mencontohkan, seperti tercapainya perkembangan protokol 8 ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) beserta disepakatinya transisi AFAS menuju perjanjian ASEAN Trade in Service Agreement (ATISA) yang keduanya diharapkan dapat ditandatangani tahun ini; kerjasama perpajakan yang semakin kondusif di ASEAN meliputi dimulainya implementasi Automatic Exchange of Information (AEOI) dan meningkatnya jumlah perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) antar seluruh negara anggota.
"Indonesia saat ini telah menyepakati 7 perjanjian, dan masih dalam proses finalisasi penyelesaian P3B dengan Kamboja dan Myanmar. Selain itu pertemuan juga membahas mengenai implementasi penguatan fasilitas kepabeanan melalui impelementasi tarif pabean terharmonisasi dan penerapan ASEAN Single Windows guna meningkatkan pertukaran dokumen pabean menggunakan jalur elektronik," ujarnya mengutip akun facebook resminya, Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Salah satu isu yang mencuat dalam pertemuan, bebernya, adalah pentingnya penguatan konektifitas infrastruktur di ASEAN yang memerlukan dukungan dari pihak swasta terutama untuk mengatasi keterbatasan pembiayaan dari sektor publik. Menkeu se-ASEAN membahas langkah-langkah yang sudah dilakukan dan rekomendasi untuk meningkatkan potensi infrastruktur sebagai suatu kelas aset yang dapat dibiayai oleh pasar modal serta upaya untuk meningkatkan pemahaman investor di kawasan dan global atas potensi kerja sama pembangunan infrastruktur di ASEAN.
"Secara khusus, saya menjadi pembicara dalam “World Bank Infrastruture Finance Summit” yang memberikan kesempatan bagi saya untuk berbagi pengalaman tentang perkembangan Indonesia sebagai negara yang sedang giat membangun infrastruktur, selain juga dapat mendengar pengalaman negara lain dalam membangun infrastruktur," ujarnya.