JAKARTA - PT Waskita Toll Road (WTR) memastikan jalur tol Trans Jawa dapat dilalui oleh pemudik pada musim Lebaran ini. Perseroan bakal mempercepat penyelesaian sejumlah ruas tol di Jawa.
Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, akselerasi pembangunan akan disokong oleh penambahan dana senilai Rp5 triliun melalui penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
"Jalur tol Transjawa sudah bisa digunakan secara operasional pada mudik lebaran tahun ini. Sebagian dana hasil RDPT Ekuitas akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan sejumlah ruas tol Transjawa," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/4/2018).
Baca Juga: Waskita Toll Road Kantongi Rp5 Triliun dari Penerbitan RDPT
Awal pekan ini, WTR telah menyelesaikan penerbitan RDPT Danareksa Infrastruktur Trans Jawa (RDPT) yang diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai Manajer Investasi dan PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) sebagai Bank Kustodian. Dalam transaksi ini Danareksa Sekuritas bertindak sebagai arranger. Transaksi RDPT ini juga melibatkan Ary Zulfikar & Patners sebagai konsultan hukum.
Herwidiakto menjelaskan, RDPT Ekuitas ini menggunakan underlying asset saham WTR di perusahaan investasinya yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR).
"Saat ini WTTR mengelola tiga ruas tol yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang dan Pasuruan-Probolinggo dengan panjang ruas tol keseluruhan mencapai 123,8 kilometer," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi menjelaskan, RDPT ekuitas ini akan menggunakan dua skema transaksi. Skema pertama, WTR akan mengalihkan 57,14% saham lama WTTR kepada RDPT senilai Rp 2,85 triliun.
Selanjutnya, WTTR akan menerbitkan saham baru sebesar 30% kepada RDPT senilai Rp 2,15 triliun. Setelah transaksi ini RDPT akan menguasai 70% saham WTTR, sementara saham WTR berkurang dari 99% menjadi 30%.
“RDPT ini merupakan solusi pendanaan alternatif bagi investor profesional dan proyek-proyek infrastruktur. Skema produk dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek maupun investor,” kata Jenpino.
Baca juga: Wika Utangi Waskita Tol Road Rp9,66 Miliar dengan Bunga 12%
Hingga akhir Maret 2018 WTR memiliki dan mengelola jalan tol melalui anak usahanya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), sebanyak 18 ruas tol. Di antaranya yakni ruas tol Becakayu, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Cinere-Serpong, Cimanggis-Cibitung, Krian-Legundi-Bunder, Ciawi-Sukabumi, Depok-Antasari, Pemalang-Batang, Batang-Semarang.Cileunyi-Sumedang-Dawuan, dan Cibitung-Cilincing.
WTR memiliki tiga ruas jalan tol transjawa melalui WTTR yakni Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. Untuk jalur Trans Sumatra WTR sedang menyelesaikan pembangunan tiga ruas tol yaitu Kayu Agung-Palembang-Betung, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. WTR menargetkan akan mengoperasikan jalan tol sepanjang total 889,23 km hingga 2020.
PT Waskita Toll Road (WTR) menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa infrastruktur Trans Jawa. Dari penerbitan RDPT ini, diperkirakan akan diperoleh dana sekira Rp5 triliun.
RDPT berbasis ekuitas ini, diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai Manajer Investasi dan PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) sebagai Bank Kustodian di mana dalam transaksi ini Danareksa Sekuritas bertindak sebagai arranger.
Dana yang dihimpun dari penerbitan RDPT Ekuitas WTR ini akan digunakan untuk menyelesaikan proyek eksisting dan melakukan investasi di proyek jalan tol baru. "Dalam dua bulan produk ini langsung terserap hingga Rp5 triliun, ini sungguh pencapaian yang luar biasa," kata Herwidiakto
Penandatanganan perjanjian RDPT Ekuitas pada WTTR dilakukan oleh Direktur Utama WTR Herwidiakto bersama dengan Capital Market Services Head PT. Bank Mega Tbk, Sarmiati Moch Djoeri dan disaksikan oleh Direktur Utama Danareksa lnvesment Management, Marsangap P. Tamba.
Direktur Utama DIM, Marsangap P. Tamba mengatakan, penerbitan RDPT Ekuitas ini merupakan salah satu sumber pendanaan alternatif untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Nantinya, RDPT ekuitas ini akan menggunakan dua skema transaksi.
(Martin Bagya Kertiyasa)