JAKARTA - PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 27 April 2018.
Perusahaan pengembang properti, pengelolaan dan penyewaan gedung serta perhotelan itu menawarkan sebanyak-banyaknya 400 juta saham atau 25% dari jumlah seluruh modal disetor.
Pada pencatatan perdananya, saham DFAM langsung melejit 80 poin atau 69,57% ke level Rp195 dari harga penawaran awal Rp115.
Baca Juga: 26 Perusahaan Berencana IPO, dari Trimuda Nuansa hingga Sari Melati
Saham DFAM ditransaksikan sebanyak satu kali dengan volume transaksi sebanyak lima lot. Dari transaksi perdana tersebut menghasilkan nilai transaksi Rp97.500.
Berikut fakta dibalik pencatatan saham perdana DFAM, seperti yang dirangkum Okezone, Sabtu (29/4/2018).
1. Targetkan dana segar dari IPO Rp46 miliar
Dari proses Initial IPO ini perseroan menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp46 miliar. Rencananya, seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekira 47,83% akan digunakan untuk melakukan pembelian tanah bangunan seluas 21.232 m2 di Raya Desa Surodadi, Kecamatan Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah.
Sementara sebesar 17,39% akan digunakan Perseroan untuk melakukan pembelian 253 m Pierre Tendean, Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah.
Sekira 7,39% akan digunakan Perseroan untuk melakukan pembelian Tanah 645,00 m yang berlokasi di Anjasmoro Raya, Kelurahan Tawang Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah.
Sedangkan sekitar 6,74% akan digunakan Perseroan untuk melakukan peningkatan penyertaan modal pada Entitas Anak yaitu PT Dafam Mambo international yang kemudian selanjutnya akan digunakan untuk melakukan peningkatan penyertaan modal di PT Hotel Cilacap Indah yang akan digunakan untuk pembelian Tanah.
Dan sisanya, sekira 20,65% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Sedangkan dana yang diperoleh dari Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya digunakan untuk pengembangan usaha.
2. Terbitkan 300 juta waran
Bersamaan dengan IPO tersebut, Dafam juga menerbitkan 300 juta waran seri I, yang menyertai saham baru perseroan, atau sebanyak-banyaknya 25% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Nantinya, setiap pemegang empat saham baru perseroan, berhak memperoleh tiga waran seri I, yang memiliki jangka waktu pelaksanaan tiga tahun.
3. Akan menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Note (MTN)
DFAM berencana menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Note (MTN) yang akan dilakukan pada semester II-2018. Adapun target pengumpulan MTN yakni Rp100 miliar hingga Rp150 miliar.
Direktur Utama PT Dafam Properti Indonesia Billy Dahlan mengatakan, mengenai kepastian nilainya, pihaknya masih melakukan penghitungan berapa jumlah yang akan disesuaikan dengan modal perusahaan. Untuk mempersiapkan pengumpulan dana dari MTN, pihaknya menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).
"(MTN) Rp100 miliar-Rp150 miliaran. Kita tunggu sampai semester II. Sekarang lagu kita proses setelah IPO sebulan lah," ujarnya saat ditemui di BEI, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Menurut Billy, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan. Pada tahun ini, pihaknya berencana untuk mengakuisisi tiga hotel yang terletak di Jawa Tengah.
"Ada tiga yang diakuisisi tapi memang belum terekspose juga dan di pipeline ada tiga yang bakal kita akuisisi di tahun ini. Semuanya di Jateng," jelasnya.
Dengan diakuisisinya tiga hotel tersebut, perusahaan menargetkan pendapatan bersih sebesar Rp190 miliar pada tahun ini. Angka tersebut naik 58% jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya Rp120 miliar.
(yau)
(Rani Hardjanti)