NEW YORK – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia (GA) menjadi maskapai paling tepat waktu (on time) di Indonesia pada Mei 2018 versi Official Airline Guide (OAG) Flightview. Secara global, Garuda Indonesia berada pada peringkat ke-26 dengan tingkat ketepatan waktu mencapai 88,0% dengan 18.442 penerbangan.
Garuda Indonesia berada di bawah Singapore Airline (25) dengan 88,1%, Japan Airlines (24) dengan 88,2%, dan Qantas Airlines (23) dengan 88,6%. Japan Airline selama Mei menerbangkan 25.385 penerbangan, sedangkan Qantas Airways memiliki 22.144 penerbangan.
Dengan begitu Garuda Indonesia memang layak ditempatkan sebagai maskapai kelas dunia yang mampu bersaing dengan maskapai besar lain. Garuda juga terusm eningkatkan pelayanan untuk terus menjadi maskapai yang tepat waktu dalam kedatangan untuk me muaskan pelanggan.
Untuk maskapai paling tepat waktu adalah:
1. T’way Air dengan 97,0% dan mengoperasikan 3.630 penerbangan;
2. Canaryfly dengan 95,7% dan menjalankan 1.108 penerbangan;
3. Bangkok Airways dengan 95,6% dan mengoperasikan 5.659 penerbangan
Penilaian OAG Flightview tersebut berdasarkan laporan keberangkatan dan kedatangan maskapai dari bandara di seluruh dunia. Mereka menguasai 80% jadwal penerbangan maskapai di seluruh dunia. Mereka juga bekerja sama dengan sebagian besar bandara besar di berbagai belahan dunia. Khusus Mei lalu, ketepatan waktu Garuda juga menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan selama 2018.
Pada Januari, tingkat ketepatan waktu kedatangan 69,1% pada peringkat 110. Itu meningkat pada Februari menjadi peringkat ke-107 dengan 69,1%. Peningkatan paling drastis terjadi pada Maret yang mencapai 79,8% pada peringkat ke-58 dengan 18.825 penerbangan. Prestasi terus dipertahankan Garuda pada April dengan tingkat ketepatan kedatangan mencapai 85,1% dan masuk peringkat ke-36 dengan 18.500 penerbangan.
Grafik peningkatan on time dari bulan ke bulan selama 2018 menjadikan Garuda dinobatkan sebagai mas kapai yang konsisten mempertahankan ketepatan waktu. Garuda harus terus meningkatkan prestasi tersebut untuk menjadi maskapai paling ontime bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat regional.
“Garuda Indonesia terus berupaya mempertahankan capaian OTP (on time per formance) yang terus menunjukkan pertumbuhan positif,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan koordinasi intensif dalam memaintain capaian ini. Khususnya dengan optimalisasi lini layanan operasional agar selalu mengedepankan komitmen operation excellence dalam menyediakan standar layanan penerbangan maskapai global.
Menurut Pahala, Garuda terus memperkuat capaian tingkat ketepatan waktu jelang operasional peak season Hari Raya Lebaran 1439 H. Garuda juga men catatkan peningkatan capaian OTP secara keseluruhan menjadi 90% selama periode Mei 2018. Capaian OTP Garuda pada Mei 2018 tersebut meningkat secara konsisten bila dibandingkan dengan kuartal 1/2018 sebesar 88%.
“Kami optimistis layanan operasio nal penerbang an selama periode peak season Lebaran akan berjalan lancar,” imbuhnya. Upaya peningkatan layanan operasional tersebut salah satunya dengan peningkatan capaian OTP jelang periode peak season Idul Fitri 1439 H.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan layanan kebandarudaraan dalam memastikan kelancaran operasional agar bisa terus berjalan kondusif jelang masa operasional peak season Lebaran 2018.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, membaiknya OTP Garuda menunjukkan upaya yang baik dari maskapai pelat merah ini untuk meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Menurut dia, sebagai salah satu maskapai dengan capaian OTP tersebut menunjukkan usaha Garuda Indonesia memberikan layanan terbaiknya di tengah kondisi internal yang dihadapi.
“Saya kira kita patut mengapresiasi upaya Garuda dengan hasil OTP yang bagus di dunia internasional. Bagaimanapun mencapai OTP ini tidak mudah di tengah manajemen pengaturan pesawat yang semakin meningkat di Indonesia. Apalagi kita tahu ada kondisi internal yang dihadapi Garuda Indonesia, namun itu semua dijawab dengan hasil yang bagus,” ujar dia.
Dia menambahkan bahwa upaya Garuda mengatasi mitigasi internal juga diharapkan bisa berefek pada peningkatan kinerja Garuda yang lain. “Ya tentu kita harapkan ada efeknya terhadap kinerja keuangan juga yang dalam dua tahun terakhir menghadapi tantangan yang berat,” tandasnya.
Sementara itu anggota Komisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, sebagai maskapai terbaik di Indonesia sudah sepatutnya apresiasi diberikan kepada Garuda. Menurut dia, kompetisi di sektor penerbangan komersial di Indonesia kian ketat di tengah pembangunan infrastruktur transportasi udara yang masih terus berjalan.
“Saya kira kita mengapresiasi usaha Garuda memberikan pelayanan melalui OTP ini. Bagaimanapun ada upaya dari Garuda untuk terus memperbaiki pelayanannya,” paparnya.
Pengamat transportasi dari MD9 Institute Agus Wahyudin mengatakan, capaian Garuda Indonesia itu patut diapresiasi tinggi mengingat kerja keras maskapai itu dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
“Capaian OTP ini merupakan kerja kolektif dan terstruktur terhadap elemenelemen yang sangat kompleks di dalam maskapai, termasuk di dalamnya keandalan manajemen armada dan keandalan manajemen SDM,” tegasnya.
Dia menambahkan, performa OTP itu juga berkat dukungan dari penumpang, ground handling, operator bandara, dan lainnya. “Dengan masuknya Garuda ke dalam 10 besar maskapai global dengan OTP terbaik, hal itu ikut mengerek citra Indonesia karena posisi Garuda Indonesia sebagai flag carrier,” tutur Agus. Performa Garuda Indo nesia ini juga menjadi contoh bagus untuk maskapai nasional lainnya. Karena OTP yang bagus akan mendulang market share sebanyak-banyaknya.
(Andika Hendra/Ichsan Amin)
(Dani Jumadil Akhir)