JAKARTA - Sektor ritel mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Hal ini tentu menjadi kabar gembira sebab dalam dua tahun belakangan sektor ritel hanya mengalami pertumbuhan sebesar 7% hingga 9% saja.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, membaiknya sektor ritel tidak terlepas dari kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Salah satu yang efeknya paling terasa adalah kebijakan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk PNS, TNI, Polri dan Pensiunan.
Seperti diketahui pada tahun ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat PNS, TNI, Polri dan Pensiunan tersenyum lebar. Pasalnya, pemerintah memberikan THR kepada ketiganya dengan manfaat yang lebih besar dari sebelumnya.
Sebab THR kali ini bukan hanya dari gaji pokok saja. Melainkan juga dari beberapa tunjangan lainnya seperti Tunjangan Kinerja, Tunjangan Keluarga dan lain lain.
Belum lagi, pemerintah juga memberikan gaji 13 kepada para PNS di momen yang sangat tepat. Momen pemberian THR tersebut sangat dekat dengan momen lebaran dan tahun ajaran baru.
“THR dan gaji ke-13 bagi pensiunan itu baru dilakukan kali ini dan sangat membantu konsumsi para penerima,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Belum lagi lanjut Roy, Pemerintah juga menyalurkan dana desa sebesar Rp60 triliun kepada 78 ribu desa. Artinya setiap desa akan mendapatkan dana sebesar Rp800 juta dari pemerintah.
“Kebijakan itu akhirnya mendukung produktivitas masyarakat setempat, kegiatan padat karya semakin banyak dan akhirnya mendorong konsumsi masyarakat,” jelas
Selain itu, Harga komoditas seperti kelapa sawit dan batu bara yang kian membaik. Tentunya hal itu menjadi salah satu pendorong kuatnya daya beli masyarakat terutama yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan.
Lebih lanjut Roy menyebut ada beberapa faktor lagi yang bisa membuat sektor ritel tumbuh tinggi. Seperti ada event olahraga terbesar se Asia yakni Asian Games, serta Annual Meeting IMF-World Bank hingga Pemilihan Kepala Daerah Serentak.
Melihat kebijakan kebijakan tersebut, Roy menargetkan pertumbuhan sektor ritel di tahun ini bisa menyentuh angka double digit. Angka ini menjadi prestasi setelah dua tahun belakangan kinerja ritel hanya tumbuh satu digit saja.
Optimisme tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab pada periode Ramadan dan Lebaran atau festive season tahun ini, sektor ritel diprediksi bertumbuh di kisaran 15%-20%, jauh melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 5%.
Dengan pertumbuhan sebesar itu, Roy Mandey menyebutkan pertumbuhan industri ritel pada semester pertama bisa mencapai 7,5%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2017 yang hanya sebesar 5%.
“Kami optimis, 10% adalah angka yang relevan. Pada tahun ini akan ada Asian Games, IMF, semua pendukung, tamu asing, relawan pasti akan memberikan kontribusi terhadap konsumsi. Belum lagi Pilkada,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)