Kendati demikian, kondisi ini dinilai David relatif lebih baik ketimbang pada masa krisis. Pasalnya, langkah melakukan intervensi di pasar keuangan selalu dilakukan saat Rupiah tertekan, namun melihat kondisi cadangan devisa saat ini menunjukkan posisi yang cenderung lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.
"Upaya stabilisasi ini juga kan pernah dilakukan tahun 2015 waktu China lakukan devaluasi (mata uang Yuan), juga dilakukan pada waktu tahun 2013," katanya.
Pada masa itu, tahun 2015 kondisi cadangan devisa Indonesia berada di posisi USD105,9 miliar, sedangkan pada tahun 2013 posisi cadangan devisa berada di USD99,4 miliar. Bahkan bila dibandingkan pada masa krisis 1998, cadangan devisa jauh berada di USD17,4 miliar.
"Jadi posisi cadangan devisa saat ini, relatif baik yah dibandingkan krisis (1998), di mana ruang gerak terbatas. Sekarang ruang gerak relatif cukup lebar, tapi kelihatannya BI akan sangat prudent lakukan stabilisasi, dengan intervensi di dua sisi valas dan SBN," jelasnya.