Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Keok, Penjualan Mobil Sport Mewah Lesu

Koran SINDO , Jurnalis-Sabtu, 01 September 2018 |12:15 WIB
Rupiah <i>Keok</i>, Penjualan Mobil Sport Mewah Lesu
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
A
A
A

Saat ini saja Porsche me miliki delapan varian Porsche 911 terbaru yang sudah diedarkan berbagai negara termasuk di Indonesia. Penjualan mobil sport saat ini memang tengah mengalami penurunan. Di Amerika Serikat dan Eropa, menurut laporan IHS Automotive, penjualan mobil sport terus menurun sejak 2007.

Mereka mencontohkan penjualan mobil sport dari Jerman, Audi TT, Mercedes Benz SLK, dan BMW ZK yang setelah digabung mencapai 114.000 unit pada 2007. Setelah itu pada 2010, penjualan ketiganya justru langsung turun hingga 45%.

“Anak-anak muda profesional saat ini sudah memiliki banyak pilihan mobil dengan kegunaan dan teknologi yang variatif di bandingkan mobil-mobil sport,” ujar Tim Urquhart, analis IHS Automotive.

Hal senada dikatakan Eric Noble, president of CarLab, konsultan firma automotif yang berbasis di Amerika Serikat yang mengatakan saat ini generasi baby boomers dan generasi Y sudah melewati masa-masa krisis identitas mereka, yang mana pengaruh romantika mobil sport terasa kuat.

Baby boomers menurutnya kini sudah mulai matang dalam memilih mobil dan kemampuan finansial sudah lewat masa-masa puncak. Mereka kini mencari mobil mewah dengan fungsi yang lebih tinggi. Sementara kehadiran Generasi Y, justru tidak membantu banyak karena telah melewati masa-masa bonus demografi.

“Sementara milenial masih belum memiliki kemampuan untuk membeli mobil-mobil sport. Ke depannya, mobil sport memang tidak akan begitu saja menghilang, hanya pasarnya yang terus-terusan mengecil,” jelas Eric Noble.

Eric Lyman dari TrueCar, juga punya pendapat menarik tentang penyebab turunnya pasar mobil sport. Dia mengatakan saat ini ada perubahan definisi mobil sport sejak hadirnya mobil listrik.

Dia mencontohkan mobil Tesla buatan Elon Musk yang memiliki kemampuan yang sama dengan mobil sport. Hebatnya lagi, mobil-mobil listrik seperti buatan Tesla justru memiliki biaya operasional yang lebih murah ketimbang biaya operasional mobil-mobil sport seperti Ferrari dan Lamborghini.

Tidak heran jika saat ini penjualan mobil Tesla tidak hanya menggerus penjualan mobil-mobil sport, tapi juga mobil-mobil mewah yang ada saat ini. Meski demikian, dia tetap optimistis mobil sport tidak akan pernah hilang dari muka bumi.

“Satu dekade dari sekarang Porsche akan tetap membuat Porsche 911 yang harganya justru akan semakin mahal dan semakin sulit dibeli oleh konsumen,” tandasnya.

 

Kurang Bergairah

Sementara itu, penjualan mobil sport di Indonesia saat ini kurang bergairah terutama di tengah nilai Rupiah yang terus mengalami penurunan.

Vice President Sales Marketing PT Eurokars Artha Utama (AEU) Agen Pemegang Merek Rolls-Royce dan Maseratti, Yudi W Widodo mengungkapkan hal tersebut menanggapi kondisi pasar mobil sport di Indonesia.

Menurut dia, kondisi perekonomian nasional yang kurang baik membuat pasar mobil mewah dan sport car turun.

“Pengaruhnya memang besar. Konsumen sepertinya masih menunggu situasi,” tuturnya.

Yudi mengungkapkan, tak hanya konsumen yang membeli secara tunai, jumlah pembeli secara kredit pun juga mengalami penurunan.

“Kondisi pasar mobil mewah maupun sport car agak berat. Ini sudah terasa sejak tahun lalu,” tuturnya.

Senada, pengamat auto motif Soni Riharto menilai saat ini pasar mobil jenis sports car cenderung turun. Alasannya, mobil-mobil sport car adalah produk CBU (completely built up).

“Tentu (harganya) terimbas pelemahan rupiah,” tegasnya.

Dia mengatakan, meskipun konsumen mobil sport car merupakan orang-orang kelas atas, namun kondisi perekonomian nasional yang kurang baik menyebabkan mereka menahan diri untuk membelanjakan dananya membeli mobil.

“Menurut saya, saat ini masyarakat kelas atas sedang menahan spending-nya,” tutur mantan drifter nasional ini. (Wahyu Sibarani/Anton C)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement