Tino mengakui, tambang Freeport memiliki kompleksitas tinggi. Namun, kata dia, sumber daya manusia (SDM) pertambangan Indonesia telah memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengelola tambang emas terbesar di dunia itu.
”Kompleksitas memang bisa menjadi masalah, tapi kita tidak inferior. Kita harus siap dan sudah siap,” katanya.
Tino mengacu pada banyaknya profesional tambang Indonesia yang bekerja di perusahaan- perusahaan tambang asing. Selain itu, selama ini hampir seluruh lini kegiatan di PT Freeport Indonesia dikerjakan oleh tenaga kerja nasional.
Baca Juga: Kuasai 51% Saham, Jajaran Direksi Freeport Indonesia Segera Dirombak