"Juga harga minyak mentah dunia yang menurun, sebelumnya sempat di atas USD86 per barel. Hal ini menguntungkan Indonesia.
Kekhawatiran naiknya kebutuhan valas karena pelebaran defisit migas bisa ditahan sementara," jelasnya. Di sisi lain, sentimen dari eksternal lainnya, yakni kondisi geopolitik yang sempat tegang akibat pembunuhan wartawan Arab Saudi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, juga mulai mereda.
Menurut Bhima, BI hingga bulan Desember akan lebih menggunakan instrumen cadangan devisa untuk mendorong stabilitas kurs Rupiah. "Jadi bulan Desember nanti BI akan naikkan suku bunga acuan 25 bps, tahun depan bisa 3-4 kali naik seiring kenaikan Fed rate. BI masih wait and see pergerakan bunga acuan AS," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)