Jembatan Suramadu Jadi Contoh Pembangunan yang Belum 'Bangkitkan' Ekonomi
BANDUNG - Pembangunan moda transportasi yang dilakukan namun tidak melihat dampak ekonominya akan terasa sia-sia. Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Sugihardjo di Lembang, Bandung, Sabtu (3/11/2018).
"Kalau kita bangun hanya transportasi tapi enggak lihat ekonominya (daerah itu) enggak akan tepat sasaran," ujarnya.
Baca Juga: Menhub: Infrastruktur Tak Mungkin Dibangun Cuma Pakai APBN
Dirinya mencontohkan, seperti pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan wilayah Surabaya dan daerah Jawa Timur lainnya ke Madura. Tujuannya untuk mempercepat ekonomi Madura dan tidak tertinggal dengan Surabaya, namun sayangnya perencanaan sentra ekonomi di Madura belum terbangun. Hal ini membuat ekonomi Madura melambat.
"Tapi kalau hanya infrastruktur dan perencanaan sentra ekonomi dan sosial budayanya tidak dibangun akan terjadi sebaliknya. Ekonominya malah kesedot ke daerah Jawa Timur lainnya," bebernya.
"Kita lihat apakah ada sasaran pembangunan ekonomi Madura setelah dan sebelum dibangun jembatan," jelasnya.
Maka dari itu, Presiden Jokowi menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu. Hal ini dilakukan agar ekonomi Madura lebih hidup. Jokowi memaparkan bahwa kebijakan penggratisan jembatan Suramadu telah melalui proses yang panjang dengan pembahasan yang dilakukan cukup lama.
Baca Juga: Flyover Martadinata Bogor Ditargetkan Selesai 2019
Kepala Negara menjelaskan, pada awalnya masyarakat Madura juga memprotes tarif tol di jembatan Suramadu yang dinilai sangat mahal pada 2016. Kemudian, pemerintah memotong 50% tarif tol.
Jokowi melanjutkan, jembatan Suramadu akhirnya digratiskan pada 2018 lantaran pemerintah menilai belum adanya pergerakan ekonomi yang kelihatan setelah adanya pembangunan infrastruktur tersebut.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)
