Selain harus beradaptasi dengan karakter bisnis di negara kepulauan, pendatang baru juga harus mempelajari kultur masyarakat. Shopee melihat masyarakat Indonesia memiliki budaya suka berbincang, hal ini yang membuat mereka mengedepankan fitur chating agar pembeli mendapatkan pengalaman dalam mengakses aplikasi (user experience).
"Saya rasa mereka (Amazon) perlu penyesuaian, perlu lihat situasi market yang seperti ini. Saya selalu percaya, Indonesia memiliki local touch yang harus disesuaikan," kata dia.
Baca Juga: Amazon Investasi Rp14 Triliun, RI Segera Butuh Regulasi E-Commerce
Radityo menjelaskan, beradaptasi dengan pasar Indonesia memang membutuhkan waktu yang lama. Setidaknya, Shopee berusaha mempersingkatnya dengan memberikan beragam insentif bagi konsumen, salah satunya mengenai promo ongkos kirim. Meski diakuinya, pembebasan ongkos kirim yang berasal dari subsidi pihak Shopee itu, ada batasannya.
"Karena yang terpenting experience e-commerce harus kita jaga, biar tidak terlalu memanjakan tapi tetap mendidik. Kita tidak mau mengajarkan sesuatu yang tidak bagus, memanjakan," terangnya.