JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan 3.000 sertifikat tanah untuk warga Tegal dan sekitarnya, di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah. Dalam kesempatan tersebut, Presiden berpesan, kalau sudah dapat sertifikat agar diberi plastik sehingga kalau genteng rumahnya bocor, kehujanan tidak rusak.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Banyak yang Nangis karena Sengketa Tanah
Yang kedua, Presiden Jokowi juga meminta agar sertifikat yang sudah dipegang warga agar difotokopi. Sehingga kalau yang asli mungkin hilang masih punya fotokopinya, bisa mengurus ke kantor BPN lagi. Kemudian yang ketiga, kalau sertifikatnya disekolahkan, dipakai untuk jaminan ke bank, Presiden berpesan agar sebelum meminjam ke bank itu dihitung dulu, dikalkulasi dulu bisa mengangsur, bisa menyicil enggak.
“Dicek, dihitung. Kalau kira-kira tidak bisa mengangsur, tidak bisa menyicil tidak usah pinjam ke bank, jangan pinjam ke bank. Kalau memang bisa menyicil, bisa mengangsur, dihitung betul, enggak apa-apa. Untuk membesar usaha enggak apa-apa,” ucap Presiden Jokowi di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah, dikutip dari laman Setkab, Jumat (9/11/2018).
Baca Juga: Presiden Jokowi: Pinjam Uang di Bank Boleh, Tapi Harus Produktif
Di Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, masih ada kurang lebih 80 juta bidang tanah yang belum bersertifikat. Artinya, banyak sekali sengketa. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi telah memerintahkan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), jika biasanya setahun hanya 500.000 keluar sertifikat, tahun kemarin harus keluar lima juta sertifikat.
“Alhamdulillah, akhir tahun selesai lima juta sertifikat. Tahun ini target saya tujuh juta sertifikat harus keluar dari kantor BPN. Tahun depan targetnya sembilan juta sertifikat harus keluar,” ungkap Presiden Jokowi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)