NEW YORK - Harga minyak rebound sekitar 1% pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menutup kembali sebagian kerugian sesi sebelumnya, karena menguatnya prospek bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan memangkas produksi dalam pertemuan bulan depan untuk menopang harga.
Setelah mencatat kerugian 12 hari berturut-turut dan kerugian satu hari paling tajam dalam lebih dari tiga tahun, pasar minyak berbalik arah setelah Reuters melaporkan bahwa OPEC dan mitranya sedang membahas proposal untuk memangkas produksi hingga 1,4 juta barel per hari (bph), lebih besar dari yang disebutkan para pejabat sebelumnya.
Minyak mentah Brent ditutup naik 65 sen atau 1% menjadi USD66,12 per barel setelah mencapai tertinggi sesi di USD67,63.
Minyak mentah AS berjangka, West Texas Intermediate (WTI), naik 56 sen AS atau 1,01% menjadi USD56,25 dolar AS, setelah meluncur turun selama 12 sesi berturut-turut ke terendah sejak November 2017. Demikian seperti dikutip Antara, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Baca Juga: Harga Minyak Kian Merosot, Turun 12 Hari Berturut-turut
Harga-harga memangkas keuntungannya dalam perdagangan pasca-penyelesaian, karena American Petroleum Institute (API) mengatakan persediaan minyak mentah AS naik 8,8 juta barel dalam seminggu yang berakhir 9 November menjadi 440,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk peningkatan 3,2 juta barel.
Pasar minyak telah tertekan oleh lonjakan pasokan dari OPEC, Rusia, Amerika Serikat dan produsen-produsen lainnya, serta kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global dapat memangkas permintaan energi.
Hal tersebut telah mendorong harga patokan global Brent turun lebih dari 20% sejak awal Oktober, salah satu penurunan terbesar sejak jatuhnya harga pada 2014.
"Pasar telah terjerembab selama beberapa minggu terakhir dan bangkit hari ini terkait dengan obrolan bahwa produsen-produsen dapat memotong hingga 1,4 juta barel per hari pada 2019," kata Wakil Presiden Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian.
Baca Juga: Harga Minyak Turun 10 Hari Berturut-turut, Terparah Sejak 1984
"Mungkin beberapa kekhawatiran pasokan tambahan dan berkurangnya permintaan akhirnya telah diperhitungkan pasar, tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa bagian bawah (bottom) belum ditetapkan."
Indeks kekuatan relatif (RSI) untuk minyak mentah Brent dan minyak AS masih di bawah 30, sebuah level teknis yang sering dianggap sebagai sinyal pasar telah jatuh terlalu jauh.
Perusahaan-perusahaan keuangan melakukan lindung nilai risiko-risiko yang ditimbulkan dengan menjual put option kepada produsen minyak yang menghasilkan tambahan tekanan turun ketika harga-harga jatuh, Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan.
(Dani Jumadil Akhir)