NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street naik pada penutupan perdagangan hari Rabu, setelah aksi jual mereda selama dua hari. Dipimpin oleh rebound saham internet dan teknologi dan saham energi menjelang liburan Thanksgiving.
Melansir Reuters, Kamis (22/11/2018), tekanan pada saham teknologi tampaknya telah mereda, dengan indeks teknologi S & P naik 1,1% setelah tiga sesi penurunan, sementara saham internet bangkit kembali.
Facebook Inc, Apple Inc, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc semuanya naik, sementara Netflix Inc beringsut lebih rendah. Tak hanya itu, indeks energi S & P naik 1,9% karena harga minyak stabil setelah terjun 6% hari sebelumnya.
Baca Juga: Wall Street Jatuh Terimbas Anjloknya Harga Minyak
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 99,38 poin atau 0,41% menjadi 24.565,02, S&P 500 naik 17,49 poin atau 0,66% menjadi 2.659,38 dan Nasdaq Composite menambahkan 89,75 poin atau 1,3% menjadi 6.998,57.
Pengecer juga bangkit kembali, dengan indeks ritel S&P di jalur untuk memecahkan serangkaian kerugian delapan sesi, karena Foot Locker Inc melonjak 14,8% setelah penjualan ritel toko ritel triwulanan yang sama mengalahkan harapan dan mendorong pengecer olahraga lainnya.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan memuncaknya pendapatan perusahaan telah melemahkan risk appetite dalam beberapa bulan terakhir, melemparkan ke keraguan umur panjang dari bull berumur satu dekade untuk saham.
"Ini bukan ekonomi yang buruk. Data tentang ekonomi harus mendukung pasar yang lebih tinggi memasuki akhir tahun," ujar Kepala Eksekutif Ladenburg Thalmann Asset Management Phil Blancato.
Baca Juga: Wall Street Tergelincir Imbas Anjloknya Saham Apple hingga 3%
Gap Inc naik 5,3% setelah beberapa pialang Wall Street mengambil positif untuk rencana Chief Executive Arthur Peck yang lebih agresif untuk menutup toko-toko yang berkinerja buruk, yang diperkirakan akan menghilangkan kerugian signifikan.
Sebuah laporan oleh MNI yang berfokus pada pasar modal mengatakan Federal Reserve dapat menunda siklus kenaikan suku bunga sejak awal musim semi juga dapat mendukung pasar, kata beberapa pakar pasar.

(Feby Novalius)