Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi Kreatif Sumbang Rp100 Triliun ke PDB

Ekonomi Kreatif Sumbang Rp100 Triliun ke PDB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan sektor ekonomi kreatif memberikan sumbangsih terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Bahkan, pertumbuhan industri kreatif Indonesia ini selalu positif. Triawan mengungkapkan bahwa nilai PDB ekonomi kreatif mencapai Rp1.009 triliun pada tahun lalu.

“Kontribusi ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2018 sebesar Rp1.105 triliun. Setiap tahun terjadi peningkatan nilai PDB minimal Rp100 triliun,” ujarnya seperti dikutip Harian Neraca, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

 Baca Juga: Dubai Menjadi Lokasi Selanjutnya Penyelenggaraan WCCE 2020

Menurut Triawan, ada tiga sektor yang memberikan kontribusi besar dalam industri ekonomi kreatif, yakni fesyen, kuliner, dan craft/kriya. Saat ini, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) berbasis ekonomi kreatif dengan mudah meraih pasar dengan dukungan e-commerce.

“Seperti halnya, Bukalapak. Bukalapak sudah memiliki empat juta pelapak dari seluruh Indonesia. Itu baru 3%-4% dari ritel Indonesia. Jadi, masih banyak produk Indonesia yang akan bertumbuh,” imbuhnya.

 Baca Juga: Pemerintah Bakal Bentuk Bekraf Daerah, Bali dan Jabar Jadi yang Pertama

Bekraf sendiri, sambungnya, mendorong agar para pelaku UMKM ini tidak hanya sebagai UMKM saja, tapi menjadi usahawan baru dengan penghasilan miliaran rupiah demi menyejahterakan ekonomi Indonesia. Menurut Triawan, saat ini pemerintah mendukung berkembangnya akses internet di seluruh pelosok Indonesia dengan menggunakan Palapa Ring.

Palapa Ring adalah jaringan optik yang berada di 57 kabupaten/kota dan wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang mendukung penetrasi internet di seluruh Indonesia. Adanya Palapa Ring, luar biasa terhubungannya antara daerah yang satu dengan yang lain.

"Diharapkan ke depannya kontribusi ekonomi kreatif yang sekarang ini saja pada PDB sudah setiap tahun sebesar Rp100 triliun, dapat bertambah atau double," ungkapnya.

Baca Juga: Bekraf: UU Rampung, Pengembangan Ekonomi Kreatif Makin Mudah

Dia mengingatkan agar pelaku pasar Indonesia meniru strategi Tiongkok dalam memanfaatkan pasar mereka sendiri. “Setelah itu, melakukan ekspansi ke luar negeri. Local first and global later,” pungkas Triawan.

 

Dominasi Perempuan

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf dalam laporan ‘Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif’, menyebut perempuan secara konsisten menjadi pemain utama industri kreatif sejak 2011 hingga 2016.

Persentase perempuan di sektor ini sebesar 53,86%. Angka yang cukup mencolok bila dibandingkan dengan komposisi industri pada umumnya, di mana pekerja perempuan hanya sekitar 37,16% dan laki-laki sebesar 62,84%. Pada 2016 perempuan yang bekerja di sektor ekonomi kreatif sebanyak 9,4 juta orang.

Sensus Ekonomi 2016, juga menunjukkan perempuan Indonesia masih memimpin persentase kepemilikan usaha ekonomi kreatif. Pengusaha perempuan memiliki angka keterwakilan sebesar 54,96%, sementara laki-laki 45,04%.

Industri ekonomi kreatif juga membuka kesempatan bagi perempuan untuk memberdayakan diri, khususnya secara ekonomi. Salah satu contohnya adalah Head of Strategic Planning at FCB Jakarta Imperia Oktabrinda yang berkecimpung di bidang periklanan.

Pada 2017 sumbangan ekonomi kreatif mencapai Rp990 triliun meningkat hampir sekitar Rp96 triliun dibanding tahun sebelumnya. Serapan tenaga kerja ekonomi kreatif pada 2017 mencapai 17,4%, dan berkontribusi terhadap ekspor USD22, 1 miliar.

Sektor ini menggerakkan lebih dari 19.245 pelaku usaha kreatif, yang tersebar di 68 daerah di Indonesia dan 18 kota di luar negeri. 16 sub sektor ekonomi kreatif yang di bawahi Bekraf ini akan tumbuh 10% pada tahun-tahun berikutnya.

Tahun ini ditargetkan sumbangan ekonomi kreatif menembus angka Rp1.041 triliun dan mampu menyerap 18,2% tenaga kerja serta menyumbang nilai ekspor USD23,7 miliar.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement