JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sangat bangga menjadi anak bangsa Indonesia yang ikut dalam perjuangan melakukan negosiasi saham Freeport McMoran (FCX) yang berdiri sejak 1967.
“Saya bangga sebagai anak bangsa Indonesia yang ikut berjuang dalam proses yang tidak mudah dan penuh tantangan. Saya bangga dengan kepemimpinan Presiden Jokowi yang memberikan arahan lurus, jujur dan tegas,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari laman facebook pribadinya, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Baca Juga: Beli Freeport dengan Gadai Aset, Inalum: Jangan Termakan Hoax
Pasalnya, Presiden Jokowi menugaskan para menteri melakukan negosiasi kontrak Freeport, yang akhirnya pada tanggal 21 Desember 2018, proses perundingan dan transaksi telah diselesaikan penuh. Keempat hal tersebut menyangkut :
(1) Divestasi 51%
(2) Pembangunan Smelter
(3) Kepastian Penerimaan Negara dan Investasi
(4) Perpanjangan Operasi 2x10 melalui IUPK, kami laporkan kepada Bapak Presiden
Sri Mulyani juga bercerita, banyak pilihan tidak mudah, banyak perdebatan panjang dan kadang suasana tegang dan memanas, namun tim selalu mampu memberikan pilihan yang terbaik bagi Indonesia dan ditetapkan dan diputuskan oleh para menteri yang selalu sejalan dengan arahan Presiden dan Wapres.
Dia menilai, ini merupakan hasil kerja keras penuh profesionalisme dan integritas serta dedikasi dari seluruh komponen bangsa yang ingin memperjuangkan dan memberikan terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia. Indonesia boleh bangga dengan hasil terbaik yang dipersembahkan anak-anak bangsanya.
“Kalau ada pengamat menyampaikan bahwa yang diperjuangkan dan dilakukan oleh pemerintah di bawah Presiden Jokowi adalah tindakan dan keputusan Goblok, saya hanya ingat nasihat almarhum Ibu saya: Seperti pohon padi, semakin berisi semakin merunduk, semakin kosong semakin jumawa,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, Presiden Jokowi memberikan arahan yang tegas agar para menteri bekerja hanya dengan hanya satu tujuan yaitu memperjuangkan untuk sebesar-besar kepentingan bangsa dan negara, termasuk kepentingan rakyat Papua, tidak ada kepentingan pribadi atau kelompok yang boleh menunggangi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)