JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus berupaya meningkatkan penumpang dengan merangkul operator bus existing dan mengintegrasikannya pada mass rapid transit(MRT) dan light rail transit(LRT). Hal itu untuk mewujudkan target 1 juta penumpang per hari.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, tahun ini pihaknya akan fokus merangkul operator bus sedang jenis Kopaja, Metromini, dan sebagainya. Dia menargetkan sebanyak 100- 150 unit masuk dalam program Jak Lingko.
”Syarat utama bergabung Jak Lingko tidak perlu armada baru. Terpenting lolos dalam evaluasi seperti kondisi armada, batas usia tidak lebih 10 tahun, dan sebagainya,” kata Agung Wicaksono kemarin. Tahun ini pihaknya menargetkan penumpang Transjakarta sebanyak 231 juta meskipun sudah merangkul operator bus kecil, sedang, dan besar.
Baca Juga: Terminal Pondok Cabe Resmi Beroperasi, Intip Fasilitasnya
Termasuk menambah rute pelayanan dan pengintegrasian hingga ke permukiman. Untuk mencapai 365 juta penumpang dalam artian target 1 juta penumpang per hari itu, Transjakarta harus terintegrasi dengan MRT dan LRT yang rencananya beroperasi pada Maret mendatang.
”Target 1 juta penumpang per hari itu tidak bisa kalau MRT dan LRT belum beroperasi,” tegasnya.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menilai target penumpang 231 juta sepanjang 2019 ini sangat kecil sebab ada beberapa bus kota dan bus kecil yang akan terintegrasi dengan Transjakarta.

Apalagi bila ada tambahan MRT dan LRT. Menurut dia, apabila tidak bisa mencapai 365 juta dengan 1 juta penumpang per hari, paling tidak target lebih dari 240 juta penumpang bisa dicapai.
”Transjakarta jadi pengumpan MRT dan LRT. Seharusnya bisa lebih dari 240 juta,” ujarnya.
Selain itu, PT Transjakarta seharusnya juga meremajakan armada dalam program Jak Lingko. Dia mengklaim seluruh operator bus, khususnya bus sedang yang belum bergabung, sangat siap meremajakannya.
”Bus sedang sudah siap melakukan peremajaan. Organda lagi cari back up finance. Seperti Metromini, Kopaja, Kopami, Koantas Bima, Dian Mitra. Kami carikan investor yang bisa backupmereka,” tegasnya.
Baca Juga: Bus dari Terminal Pondok Cabe Bisa ke Bandara Soetta, Ini Rute Lengkapnya
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko menuturkan, peningkatan jumlah angkutan umum tentu memang harus mengintegrasikan semua moda transportasi baik itu fisik, jadwal, maupun tiket.
Namun, harus ada pengendalian lalu lintas seperti sistem ganjil- genap ataupun tarif parkir. Untuk itu, kata Sigit, sistem ganjil-genap dilanjutkan sebagai kebijakan antara (intermediate policy) untuk mendukung pengembangan dan penggunaan angkutan umum massal terintegrasi.

”Transjakarta tahun ini menargetkan penumpang 1 juta per hari. Untuk itu, dalam sistem ganjil-genap yang dilanjutkan ada reviu tiga bulan dengan fokus integrasi hingga melayani jarak 500 meter hingga ke permukiman,” katanya.
Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans) Dharmaningtyas meminta PT Transjakarta dengan jajaran direksinya yang baru mengevaluasi manajemen operasional bus. Dengan kondisi sekarang yang mencapai 80 koridor bus rapid transit (BRT) dan non-BRT, jumlah bus mencapai 1.750 dan subsidinya mencapai Rp3 triliun.
(Feby Novalius)