Dikerjakan Lebih Cepat
Sejumlah kalangan berharap pembangunan Japek II Selatan bisa selesai lebih cepat. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Per hubungan Budi Setiyadi mengatakan, penyelesaian jalur selatan Jakarta-Cikampek II mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sisi waktu dan biaya logistik.
“Makanya kami dari Direktorat Darat sangat mendukung percepatan pembangunan ini melalui sertifikasi yang berkaitan dengan Direktorat Darat,” ujarnya.
Penyelesaian tol Jakarta Cikampek II Layang maupun sisi selatan diyakini bisa mengurai hambatan yang saat ini terjadi di wilayah tol Jakarta-Cikampek.
“Target bulan Maret dan bulan April4 sudah 80% untuk elevated. Yang jelas kami selalu mendukung dari sisi standar keselamatannya,” sebut Budi.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Angkutan Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman juga menilai, selesainya Japek Selatan akan membantu pembagian traffic dari jalan tol eksisting Jakarta-Cikampek saat ini. “Setidaknya akan membagi traffic yang besar, baik itu untuk angkutan pri badi maupun logistik,” ucapnya.
Dengan pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi, tol Japek Selatan bisa membantu mengurangi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek. Apalagi jalur Japek Selatan yang nanti dibuka ini merupakan jalur menuju ke daerah kawasan industri.
“Ini jalur penting, terutama bagi angkutan logistik, sebab arahnya banyak mengarah ke daerah industri di sebelah selatan Jawa,” terangnya.
Namun pengamat transportasi dari Unika Soegi japranata Semarang Djoko Setijowarno mengungkapkan bahwa setiap jalur baru jalan tol yang dibuka pemerintah hanya bisa bertahan paling lama lima tahun. Pemerintah, menurut dia, harus memikirkan kebijakan lain untuk mengatur peningkatan frekuensi perjalanan di jalan tol yang dari tahun ke tahun terus meningkat.
“Solusinya, jangan melupakan jalan arteri/jalan nasional atau jalan provinsi dan kabupaten sekalipun. Tentu yang paling utama adalah terus menciptakan angkutan-angkutan transportasi massal baru seperti light rail transit (LRT), Computer , dan angkutan umum BRT (bus rapid transit ),” ungkap Djoko.
Manfaat jalan tol tak bisa dimungkiri bisa melahirkan potensi ekonomi baru di suatu daerah melalui koridor-koridor ekonomi suatu daerah potensial. Meski begitu hak masyarakat juga perlu dipertimbangkan dengan memberikan perhatian kepada jalan-jalan arteri. “Perbesar anggaran di sana (infrastruktur jalan), termasuk infrastruktur untuk transportasi massal,” ujarnya.
Menurut Djoko, saat ini akses melalui jalan arteri sudah semakin sedikit. Semuanya di arahkan untuk masuk ke jalan tol. Di sisi lain transportasi massal belum sepenuhnya bisa di wujudkan. “Sedangkan kita tidak bisa membatasi jumlah penggunaan kendaraan di jalan raya. Satu-satunya solusi anggaran masih harus besar di infrastruktur transportasi,” sebutnya.
(Feby Novalius)