JAKARTA – Angka kemiskinan di Indonesia mencapai titik terendah selama 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penduduk miskin pada 18 September 2018 mengalami penurunan sebesar 0,16% dari Maret 2018.
Berikut fakta-fakta penurunan angka kemiskinan yang telah dirangkum Okezone, Senin (21/1/2019).
1. Jumlah Penduduk Miskin Sebanyak 25,67 Juta Jiwa
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, jumlah penduduk miskin saat ini sebesar 25,67 juta orang. Jumlah ini menurun dari Maret 2018 yang sebanyak 25,95 juta orang.
"Jumlah penduduk miskin pada September 2018 turun 280 ribu orang dari posisi Maret 2018, dan turun 910 ribu orang terhadap September 2017," ujar Suhariyanto di Gedung BPS Pusat.
Baca Juga: Tingkat Ketimpangan Indonesia Turun di September 2018
Selanjutnya, untuk persentase-nya, penduduk miskin pada September 2018 sebesar 9,66%. Angka ini mengalami penurunan 0,16% dari posisi Maret yang 9,82%, setelah sebelumnya juga turun dari posisi September 2017 yang 10,12%.
2. Inflasi Menekan Angka Kemiskinan
Laju inflasi yang terjaga turut menekan kemiskinan, yang selama periode Maret-September 2018 inflasi sebesar 0,94%. Kemudian, untuk harga eceran beberapa komoditas pokok juga mengalami penurunan. Secara nasional beras turun 3,28%, daging sapi 0,74%, minyak goreng 0,92% dan gula pasir mengalami penurunan 1,48%," sebut dia.
3. Alasan Lain Angka Kemiskinan Turun
Turunnya angka kemiskinan terjadi karena adanya kenaikan upah riil buruh tani dan nilai tukar petani (NTP) sepanjang Maret-September 2018.
Di mana upah riil buruh tani per hari pada September 2018 naik 1,60% dibanding Maret 2018. Sementara NTP naik sebesar 1,21% dibanding pada Maret 2018.
4. Turunnya Kemiskinan Mengubah Garis Kemiskinan
BPS juga mencatat, turunnya kemiskinan mengubah garis kemiskinan menjadi Rp410.670 per kapita dari yang sebelumnya sebesar Rp401.220 per kapita.
Baca Juga: Harga Beras hingga Rokok Jadi Pemicu Utama Kemiskinan
Adapun rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode Maret-September 2018 tercatat tumbuh 3,55%. Lebih tinggi dibandingkan kenaikan Garis Kemiskinan pada periode yang sama sebesar 2,36%.
5. Angka Ketimpangan atau Rasio Gini juga Mengalami Penurunan
Selanjutnya pada September 2018 BPS mencatat, angka ketimpangan atau rasio gini mengalami penurunan 0,005 poin menjadi 0,384 jika dibandingkan Maret 2018. Jika dibandingkan dengan rasio gini September 2017 turun 0,007 dari sebesar 0,391.
Penurunan rasio gini secara nasional itu seiring dengan penurunan ketimpangan di perkotaan dan perdesaan. Meski demikian, angka rasio gini di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan di perdesaan.
Sekedar diketahui, rasio gini adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk. Semakin kecil rasio gini maka semakin bagus, karena ketimpangan pengeluaran penduduk semakin tidak terlihat alias lebih merata.
(Feby Novalius)