JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution buka suara terkait impor jagung. Seperti diketahui, pemerintah melakukan impor jagung sebesar 30.000 ton.
Menurut Darmin impor jagung perlu dilakukan agar harga tidak melonjak. Bahkan jika tidak dilakukan impor harga jagung bisa melonjak Rp8.000 per kilogram (kg) dari normalnya Rp3000 per kilogram.
"Syukur ada impor. Ini kalau enggak harganya bisa Rp8.000 (per kg)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Baca Juga: Mulai Panen, Mentan: Bulog Jangan Serap Jagung dari Luar Negeri
Selain harga jagung lanjut Darmin, impor jagung juga untuk menekan harga pangan seperti telur. Karena jika jagung mahal, maka pakan ternak akan mahal yang bisa mengakibatkan harga telur melonjak.
"Asal kamu tahu, masyarakat kita proteinnya yang paling banyak makan apa?," ucapnya.
Menurut Darmin, kenaikan harga telur ayam selama ini dikarenakan peternak kecilnya yang tidak memiliki simpanan jagung. Sedangkan harga pakan ternak mahal karena stok terbatas.
Baca Juga: Impor Jagung 30.000 Ton, Dirut Bulog: Itu Permintaan dari Peternak
Jangankan stok jagung lanjut Darmin, para peternak kecil pun tidak memiliki gudang untuk menyimpan. Sehingga agar harga telur ayam bisa kembali stabil diperlukan berbagai upaya untuk membantu peternak kecil ini.
"Telur sama ayam dan itu penyebab (harga naik) dari makanannya. Kamu pernah pergi ke Blitar? Itu peternak kecil-kecil dia enggak punya gudang untuk nyimpan jagung. Dia enggak punya stok. Kalau harga naik, kena dia," katanya.
(Feby Novalius)