“Pinjam duit online cepat cair untuk solusi keuanganmu!” Begitulah yang selalu dijual oleh layanan pinjaman berbasis teknologi alias tekfin. Tak bisa dipungkiri, pinjaman online memang bisa menjadi solusi keuangan. Namun, mereka juga bisa jadi membahayakan, apabila tidak dibarengi dengan pengetahuan finansial yang baik.
Berutang memang bukan hal yang tabu lagi. Apalagi biaya hidup yang semakin tinggi sering tak dibarengi dengan penghasilan yang mencukupi. Beragam layanan kredit berbasis aplikasi pun hadir bagaikan angin segar bagi mereka yang mencari solusi keuangan. Proses pengajuan yang serba mudah, pencairan dana dalam hitungan menit, siapa yang tak terlena?
Inilah yang dialami oleh Ari, bukan nama sesungguhnya, yang setahun belakangan mengenal pinjaman online. “Awalnya cuma coba-coba, ternyata pinjam duit online lewat aplikasi cepat banget cairnya. Saya pun makin menjadi dan mengajukan pinjaman hingga di 15 aplikasi. Sekarang saya menyesal karena sudah terjebak utang.”
Sementara bagi Anisa, aplikasi pinjaman online tersebut sangat membantu ketika terjadi hal-hal darurat. Saat giginya berlubang, aplikasi pinjaman online lah yang menyelamatkannya dari rasa nyeri.
“Tambal gigi komposit lebih mahal dari tambal biasa. Kondisi akhir bulan waktu itu nggak memungkinkan buat bayar langsung. Sementara gigi udah nyeri banget.” ujar Anisa.
“Akhirnya pinjam duit online yang cepat cair pakai Kredivo. Kehadiran aplikasi ini bikin gigiku sembuh sekaligus bagus lagi, tanpa harus keluar duit langsung banyak di awal.”
Untuk menambal giginya tersebut, Anisa meminjam dana tunai di Kredivo dan mencicilnya selama tiga bulan dengan bunga 2,95 persen per bulan.
Berbagai lembaga kredit berbasis aplikasi seperti Kredivo, Akulaku, Rupiah Cepat, TunaiKita, dan masih banyak lainnya, berlomba-lomba menawarkan pinjaman tunai dengan proses pendaftaran mudah, pencairan instan, dan bunga yang bersaing. Wajar saja jika banyak yang tergiur.
Namun, kemudahan tersebut juga menyimpan risiko besar ketika kamu menggunakannya tanpa dibarengi dengan pengetahuan finansial yang baik. Seperti kasus Ari di atas contohnya, yang akhirnya terjerat utang di 15 aplikasi online karena tak punya kontrol diri. Tentu saja masih banyak Ari lainnya di Indonesia, yang mengalami hal sama.
Hal seperti ini menjadi PR yang harus dibenahi oleh pelaku bisnis pinjaman online. Teknologi yang membuat proses pengajuan kredit semakin mudah, harus dilaksanakan bersama dengan penilaian kelayakan kredit nasabah yang baik, serta edukasi masyarakat mengenai kredit. Kehadiran pinjaman online yang tujuan utamanya untuk memudahkan, tidak seharusnya jadi membahayakan.
Kredivo, adalah salah satu penyedia kredit online yang cukup baik dalam melaksanakan fungsinya. Meskipun menawarkan proses persetujuan dalam hitungan menit, Kredivo tetap melakukan proses screening kelayakan kredit pendaftar untuk mengurangi risiko kredit macet.
Skor kredit yang baik dalam sistem Kredivo dipengaruhi oleh tiga kriteria: identitas calon debitur yang terverifikasi, kemampuan membayar, dan kemauan untuk membayar tagihan kredit. Untuk mengetahui ketiga hal tersebut, Kredivo menganalisis ribuan variabel data yang kami kumpulkan melalui akun media sosial, smartphone, pihak ketiga, dan sebagainya. Bunga yang ditetapkan Kredivo pun terbilang rendah dibandingkan fintech sejenis, 2,95 persen per bulan, di saat yang lain mengenakan hingga 1 persen per hari.
Kehadiran pinjaman online berhasil membuka akses kredit lebih luas lagi bagi masyarakat yang sebelumnya tak terjangkau. Namun, ibarat sedang memegang pisau bermata dua, kamu harus bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai kemudahan yang membawa untung justru membuatmu jadi buntung.
(Hessy Trishandiani)