Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tantangan Industri Manufaktur di Tengah Melambatnya Ekonomi AS-China

Jamilah , Jurnalis-Kamis, 31 Januari 2019 |18:54 WIB
Tantangan Industri Manufaktur di Tengah Melambatnya Ekonomi AS-China
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Senior Economist PT Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan tentang tantangan perkembangan ekonomi nasional terutama dari industri manufaktur.

"Tantangan ekonomi Indonesia terutama dari industri manufaktur cukup besar mau tidak mau kita harus menyelesaikan tantangan ini, dari Bank Mandiri sendiri sejak tahun lalu selalu memadupadankan pentingnya industri manufaktur," ujar Andry di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis(31/1/2019).

Pasalnya ke depannya pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat(AS) yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di dunia diperkirakan pada tahun 2020 akan mengalami perlambatan.

"Makanya tahun lalu kita mengalami kenaikan suku bunga acuan di AS yang sangat pesat tetapi ternyata kekhawatiran utama malah akan melambat," ujarnya.

 Baca Juga: Kemenperin: Tren Industri Manufaktur Nasional Membaik

Bagi Indonesia sendiri sangat berpengaruh karena AS adalah tujuan ekspor Indonesia nomor dua terbesar setelah China, tetapi ternyata pertumbuhan ekonomi China terus melambat. Dan diperkiraan 2023 itu akan melambat hingga 6%.

Pasalnya jika dikaitkan dengan Indonesia di bidang ekspor memungkinkan untuk pulih kembali walaupun penuh tantangan karena dua negara AS-China mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat.

"Dampak dari perang dagang pasti akan berpengaruh pada ekonomi Indonesia, positifnya perkembangan terakhir perang dagang itu sudah lumayan ketemu titik ujungnya,kalau tahun lalu AS-China itu masih memanas tahun ini berbeda keduanya menghawatiri pertumbuhan ekonomi yang melambat, jadi mau gak mau mereka akan kompromi," tutur Andry.

 Baca Juga: Industri Manufaktur Butuh Harmonisasi Regulasi Lintas Kementerian

Namun yang harus dikawatirkan adalah kenaikan suku bunga acuan mungkin ini catatan bagaimana dampaknya bagi Indonesia jika suku bunga indonesia bisa kembali naik, dampak positifnya AS sudah menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Arahnya kenaikan suku bunga tidak seagresif dari tahun lalu.

"Kemungkinan tahun ini kenaikannya mungkin 2 kali atau bahkan tidak naik ini faktor positif untuk Indonesia yang akan lebih mudah menjalani sumber-sumber pendanaan luar negeri dibandingkan dengan domestik dengan biaya yang lebih murah," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement