JAKARTA – Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melanjutkan kenaikan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Kenaikan tampaknya didorong oleh sikap "dovish" Federal Reserve AS atas kebijakan moneternya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April, naik USD9,7 atau 0,74%, menjadi menetap pada USD1.325,20 per ounce, dilansir dari Antaranews, Jumat (1/2/2019).
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS pada Rabu (30/1) mengumumkan bahwa mereka memutuskan mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah dan berjanji untuk "bersabar" tentang pergerakan suku bunga berikutnya, sehingga memicu reli di pasar saham dan menekan nilai dolar AS.
Baca Juga: Lagi Mahal, Harga Emas Antam Dipatok Rp678.000/Gram
Berbeda dengan kata-kata "beberapa kenaikan bertahap lebih lanjut" dalam suku bunga dalam pernyataan sebelumnya pada Desember 2018, bank sentral AS kali ini menunjukkan "pendekatan tunggu dan lihat".
"Mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan global dan tekanan inflasi yang diredam, komite akan bersabar ketika menentukan penyesuaian di waktu mendatang untuk kisaran target suku bunga federal fund yang mungkin sesuai untuk mendukung hasil ini," katanya.

Sikap "dovish" pada kebijakan moneter adalah perkembangan "bullish" untuk harga emas, kata para analis. Beberapa menafsirkan kata-kata The Fed sebagai kemungkinan akhir dari siklus kenaikan suku bunganya, yang akan melemahkan dolar AS dan mendorong harga emas.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 14,5 sen AS atau 0,91%, menjadi ditutup pada USD16,072 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik USD8,5 atau 1,04%, menjadi USD824,70 per ounce.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)