Jahja mengatakan, rasio kredit bermasalah (non performing loan /NPL) BCA juga ditargetkan stabil di angka 1,4% pada akhir 2019. Perseroan juga akan mempertahankan posisi likuiditas karena loan to deposito ratio (LDR) berada di kisaran 82- 85%.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp630,09 triliun. Jika dirinci, DPK tersebut terdiri dari giro sebesar Rp166,86 triliun, tabungan sebesar Rp316,18 triliun, dan simpanan berjangka atau deposito sebesar Rp147,04 triliun. Perseroan juga berhasil mencatat total aset pada akhir tahun 2018 sebesar Rp808, 63 triliun.
Baca Juga: Bocoran Bos BCA Kerja Sama dengan WeChat dan Alipay
Sementara pendapatan (beban) bunga bersih sebesar Rp41,91 triliun. Ke depan, kata Jahja, perseroan akan fokus pada penyaluran kredit korporasi dan infrastruktur.
“Fokus kita nanti ke korporasi dan infrastruktur karena tidak banyak bank yang sanggup masuk ke sana,” ungkapnya. Kemudian perseroan akan menjaga dan mengembangkan digital payment. (Kunthi Fahmar Sandy)
(Dani Jumadil Akhir)