Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pembangunan Kawasan Industri di Luar Jawa Diarahkan ke Manufaktur

Pembangunan Kawasan Industri di Luar Jawa Diarahkan ke Manufaktur
Ilustrasi Kawasan Industri (Foto Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong pertumbuhan sektor industri manufaktur di wilayah Indonesia bagian timur, guna memacu pemerataan pembangunan dan perekonomian yang inklusif.

"Kami mengakselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa, yang hingga saat ini progres dan kontribusinya mengalami peningkatan signifikan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya seperti dikutip Antaranews, di Jakarta, Senin (25/2/2019)

Menperin menjelaskan, pengembangan kawasan industri baru di luar Jawa diarahkan pada sektor manufaktur berbasis sumber daya alam.

 Baca Juga: Pembangunan 18 Kawasan Industri Luar Jawa Dikebut, Ini Daftarnya

Upaya ini sebagai wujud konkret dari penerapan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku di dalam negeri.

"Ini sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Kami memproyeksi akan terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60% dibanding di Jawa," tandasnya.

Khusus wilayah Indonesia timur, pada periode 2015-2017, kawasan industri yang telah beroperasi di Provinsi Sulawesi Tengah di antaranya kawasan industri Morowali dan Palu.

Selanjutnya, kawasan industri Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Konawe, Sulawesi Tenggara.

"Untuk kawasan industri di Morowali, Bantaeng, dan Konawe, kami fokuskan pada industri berbasis pengolahan nikel. Sedangkan, di Palu sebagai klaster industri yang berbasis olahan rotan dan agro," ujar Airlangga.

 Baca Juga: Begini Caranya Kembangkan Kawasan Industri

Semua kawasan industri tersebut, masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Kementerian Perindustrian mencatat, di kawasan industri Palu sudah ada 14 penyewa, kemudian di Bantaeng terdapat 11 penyewa, Morowali telah ditempati 10 penyewa, dan Konawe ada 6 penyewa.

Adapun kawasan industri yang sedang tahap konstruksi dan dikebut pembangunannya, yakni Bitung, Sulawesi Utara.

Kawasan Ekonomi Khusus Bitung yang ditargetkan bisa beroperasi pada 2019 ini, akan difokuskan untuk pengembangan industri pengolahan perikanan dan kelapa beserta produk turunannya yang diminati pasar domestik dan ekspor.

"Kami mencontohkan, di Morowali, yang sudah berhasil melakukan hilirisasi terhadap nickel ore menjadi stainless steel. Kalau nickel ore dijual sekitar USD40-USD60 , sedangkan ketika menjadi stainless steel harganya di atas USD2.000," kata Airlangga.

 Baca Juga: Swasta Bakal Diberi Insentif jika Mau Pindah Kawasan Industri

Selain itu, Indonesia sudah mampu ekspor dari Morowali senilai empat miliar dolar AS, baik itu hot rolled coil maupun cold rolled coil ke Amerka Serikat dan China.

Melalui kawasan industri Morowali, investasi pun terus menunjukkan peningkatan, dari 2017 sebesar USD3,4 miliar menjadi USD5 miliar pada 2018.

"Jumlah penyerapan tenaga kerja di sana terbilang sangat besar hingga 30 ribu orang, dengan komposisi 27 ribu tenaga kerja lokal dan 3 ribu tenaga kerja China. Jadi, tidak benar kalau banyak tenaga kerja asing," imbuh Menperin.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement