Ketegangan India-Pakistan Bebani Wall Street
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu AS. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa sentimen seperti dimulainya KTT nuklir Korea Utara dan ketegangan India-Pakistan.
Melansir Reuters, Rabu (27/2/2019), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump akan kembali bertemu di Hanoi, Vietnam. Trump mengatakan, tidak berjalan kembali pada tuntutan AS untuk denuklirisasi Korea Utara.
Baca Juga: Wall Street Melemah Imbas Pernyataan Bos The Fed
Sementara itu, Pakistan mengatakan bahwa mereka menembak jatuh dua jet tempur India, sehari setelah pesawat tempur India menyerang di dalam Pakistan untuk pertama kalinya sejak perang pada tahun 1971. Hal ini mendorong beberapa kekuatan dunia untuk mendesak kedua belah pihak agar menahan diri.
"Ketegangan antara India dan Pakistan membebani pasar pagi ini menjelang hari yang sangat sibuk," kata Kepala Ekonom Pasar Spartan Capital Securities Peter Cardillo.
Adapun tiga indeks utama Wall Street, Dow Jones turun 64 poin atau 0,25%. S&P 500 turun 6 poin atau 0,21% dan Nasdaq turun 14,5 poin atau 0,2%.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Dipicu Lesunya Saham Caterpilar dan Home Depot
Selain itu, Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk membuat penilaian tentang perubahan lebih lanjut pada suku bunga dan risiko yang meningkat.
Sinyal dovish dan optimisme The Fed di sekitar China-AS dan pembicaraan perdagangan telah meningkatkan ekuitas dalam beberapa pekan terakhir. Tentu menjadi pendorong indeks acuan S&P 500 naik sekitar 5% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada akhir September.
Di antara saham, Mylan NV tenggelam 9,9%, setelah pembuat obat generik melaporkan laba kuartalan lebih rendah dari yang diperkirakan. Best Buy Co Inc melonjak 11%, setelah pengecer elektronik konsumen itu mengalahkan perkiraan analis untuk penjualan toko yang sama secara triwulanan.
Lowe's Companies Inc naik 2,4%, setelah laba bersih rantai kuartal keempat AS mengalahkan ekspektasi pasar.
(Feby Novalius)
