JAKARTA – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mendukung langkah pemerintah yang ingin membuka pasar komoditas karet domestik ke India untuk meningkatkan volume perdagangan. Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan berupa sosialisasi.
Moenardji menjelaskan selama ini India sebenarnya sudah menggunakan hasil karet dari Indonesia, namun pembelian komoditas tersebut dilakukan melalui perusahaan dealer di Singapura. "Kebanyakan perusahaan dagang karet ini adalah perusahaan Singapura yang perannya sebagai dealer. Itu barangnya ekspor dari Indonesia," katanya Dilansir dari Harian Neraca, Kamis (28/2/2019).
Untuk itu, upaya pemerintah guna menjalin kontak langsung dengan India patut mendapatkan apresiasi karena negara tersebut merupakan pasar ekspor potensial bagi karet asal Indonesia.
Baca Juga: RI Bakal Remajakan Perkebunan Karet 50.000 Ha
Moenardji menuturkan langkah aktif India dalam mencari produsen karet baru terlihat karena sebelumnya India masih mampu memenuhi kebutuhan karet secara swadaya. Namun, cara tersebut tidak lagi dapat dilakukan karena adanya gangguan cuaca yang signifikan.
Moenardji juga tidak melihat kendala berarti yang dapat menghambat Indonesia untuk mengekspor karet guna memenuhi permintaan India. Ia memastikan kualitas karet Indonesia masih menjadi pionir termasuk di antara anggota (International Tripartite Rubber Council/ITRC) lainnya seperti Thailand dan Malaysia.
Sebelumnya, pelaku usaha India menjajaki peluang untuk mengimpor karet, gambir dan kertas dari Indonesia seusai misi dagang Indonesia pada India-ASEAN Expo and Summit ke 4: "Co-creating the Future".
Sementara itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan tiga kebijakan untuk mengatasi harga karet alam yang masih berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019.
Â
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa kebijakan tersebut dilakukan baik jangka pendek, menengah, maupun panjang dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.
"Kombinasi tiga kebijakan itu, melalui pengaturan ekspor, ditambah promosi dan penggunaan karet alam dalam negeri, ditambah program peremajaan karet rakyat, kita percaya bisa menjaga agar harga karet tidak lagi jatuh begitu rendah," kata Menko Darmin pada konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, disalin dari laman Antara.
Darmin menjelaskan saat ini harga karet alam ekspor berkisar USD1,45 per kilogram dan di tingkat petani hanya Rp7.000 sampai Rp7.500 per kg. Menurut dia, pergerakan harga karet alam ini semakin tidak sesuai dengan harga seharusnya jika dilihat dari pasokan dan kebutuhan pasar.