Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Produksi Eagle High Plantations Naik 33% Jadi 1,8 Juta Ton

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 02 April 2019 |10:54 WIB
Produksi Eagle High Plantations Naik 33% Jadi 1,8 Juta Ton
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA – PT Eagle High Plantations Tbk (EHP) berhasil mencatat produksi sebanyak 1,8 juta ton tandan buah segar (TBS) sepanjang 2018 atau meningkat 33% dibandingkan perolehan produksi pada tahun lalu.

Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan palm kernel (PK) masing-masing sebesar 383.000 ton dan 63.000 ton atau meningkat sebesar 24% dan 29%. “Kenaikan pencapaian produksi ini merupakan bukti keberhasilan perseroan melakukan berbagai pembenahan dan peningkatan kualitas pendukung operasional,” kata Presiden Direktur PT EHP Nicolaas B Tirtadinata dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, kemarin. Sepanjang 2018, katanya, perseroan melakukan perbaikan dan perawatan infrastruktur hingga penerapan praktek agronomi terbaik secara konsisten.

Baca Juga: Bayar Utang Bank, Eagle High Plantations Kantongi Pinjaman Rp1,15 Triliun

Selain itu, pada pertengahan tahun 2018, perseroan memberikan premi menantang bagi pemanen untuk lebih produktif. Perseroan juga mulai mengoperasikan secara komersial pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang baru. PKS berkapasitas 45 ton per jam yang ber lokasi di Kabupaten Keerom, Papua, ini akan mengolah seluruh hasil panen TBS dari kebun anak usaha, yaitu PT Tandan Sawita Papua. “Perseroan juga mulai memetik hasil dari inovasi teknologi sistem yang membantu mengumpulkan data secara lengkap, cepat, dan akurat untuk mendukung ketepatan analisa dan pengambilan keputusan,” katanya.

grafik

Inovasi teknologi sistem itu antara lain implementasi Jedox untuk sistem pengelolaan anggaran dan digital harvesting system (DHS) untuk proses pemanenan hingga memastikan TBS tiba di pabrik. Di samping itu, katanya, perseroan melakukan migrasi dari versi SAP sebelumnya ke S4Hana dengan menggunakan Alibaba Cloud untuk Server S4Hana. Hal ini sebagai antisipasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang sangat cepat sehingga EHP mampu memanfaatkan teknologi tepat guna. Dengan menggunakan S4Hana, maka akan memberikan platform teknologi yang memudahkan analisis dan reporting sekaligus monitoring operasional perusahaan.

Selain itu, penggunaan teknologi baru dalam industri agrobisnis bisa lebih mudah diimplementasikan dengan S4Hana, seperti penggunaan artificial intelligence dan teknologi baru lainnya. Sayangnya, harga CPO pada 2018 mengalami penurunan sebesar 13% dibanding harga pada 2017. Penurunan harga ini berdampak langsung pada perolehan total pendapatan perseroan yang hanya naik 1% menjadi Rp3,083 triliun. Akibat berikutnya, perseroan membukukan kerugian bersih sebesar Rp462,6 miliar. .

(Sudarsono)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement