JAKARTA - Sepanjang tahun 2018, PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) masih mencatatkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp32,73 miliar atau lebih baik dari rugi tahun sebelumnya yang sekitar Rp46,28 miliar.
Baca Juga: Indofarma Bidik Pertumbuhan Penjualan 15% pada 2019
Dilansir dari Harian Neraca, Kamis (4/4/2019), pendapatan emiten farmasi ini turun 2,35% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,59 triliun dari sebelumnya Rp1,63 triliun. Namun, beban pokok penjualan menyusut 2,94% menjadi Rp1,3 triliun dari sebelumnya Rp1,34 triliun. Beban penjualan juga turun 10,01% secara tahunan menjadi Rp155,53 miliar. Sementara itu, beban umum dan administrasi naik 23,16% menjadi Rp122,88 miliar.
Di sisi pendapatan, penjualan obat berkontribusi 43,42% terhadap penjualan bersih, diikuti makanan kesehatan 41,5%, reagensia 7,86%, alat kesehatan 5,26%, dan lain lain 1,96%.Total aset perseroan per 31 Desember 2018 sebesar Rp1,44 triliun, turun 5,72% dibandingkan dengan total aset perseroan per 31 Desember 2017 yang nilainya Rp1,53 triliun. Adapun total liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp945,7 miliar dan Rp496,65 miliar.
Tahun ini, perseroan membidik laba bersih sekitar Rp14 miliar dengan prediksi pendapatan Rp1,67 triliun. Maka guna memenuhi target tersebut, perseroan akan menambah lini bisnis baru di kosmetik dengan membangun pabrik baru. Arie Genipa, Sekretaris Perusahaan Indofarma pernah bilang, pembangunan pabrik kosmetik akan memanfaatkan lahan pabrik yang kosong di Cikarang. Pembangunan pabrik baru ini akan didahului dengan pembentukan joint venture (JV) bersama perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) bernama Skin&Skin.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)