Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

FAO Apresiasi Pemerintah Indonesia Atasi Kerawanan Pangan di Asean

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 05 April 2019 |11:28 WIB
FAO Apresiasi Pemerintah Indonesia Atasi Kerawanan Pangan di Asean
Foto: Petani (Dok Kementan)
A
A
A

Program Terobosan

Amran memaparkan, sejak 2014, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan sejumlah terobosan, antara lain memfokuskan kebijakan pada upaya pemberdayaan petani. Terobosan tersebut meliputi mengubah sejumlah peraturan yang dikeluarkan Kementan dan pergeseran sistem pertanian tradisional ke pertanian modern.

Selanjutnya, Kementan juga melakukan perubahan sistem pengadaan konvensional menjadi elektronik. Sistem elektronik ini, kata Mentan, bisa menjamin pengadaan input produksi lebih tepat waktu. Kementan juga berupaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi lintas sektor dan modernisasi dan adopsi teknologi pertanian.

”Kami pun melakukan realokasi bantuan untuk kelompok menengah bawah, reformasi agraria, serta manajemen pasar untuk memastikan stabilitas stok dan harga pangan,” sebut Amran.

Terobosan penting yang dilakukan Kementan adalah refocusing anggaran. Alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana pertanian ditambah secara signifikan. Amran mengungkapkan pada 2014, alokasi anggaran sarana dan prasarana pertanian hanya 35%. Namun, porsinya meningkat tajam pada 2018 menjadi 85%.

”Kami percaya bukan nilai anggarannya yang berpengaruh terhadap pembangunan sektor pertanian. Hal yang paling penting justru terletak pada bagaimana kita mengelola anggaran tersebut,” ungkap Amran.

Penambahan pos anggaran sarana dan prasarana pertanian telah berdampak pada meningkatnya bantuan yang diberikan pemerintah kepada petani. Tercatat, bantuan alat dan mesin pertanian meningkat 1.281% per tahun.

Selain itu, pemerintah juga telah memfasilitasi perbaikan jaringan irigasi serta meningkatkan bantuan pupuk dan benih. Program yang telah dijalankan pemerintah turut berkontribusi terhadap indeks pertanaman. Petani yang biasanya hanya sekali tanam, sekarang sudah menanam dua kali dalam setahun.

”Kami saat ini sedang mengejar pola tanam tiga kali setahun,” cetus Amran.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, fokus ke depan dalam pembangunan pertanian di desa adalah manajemen lahan yang sempit, peningkatan produktivitas, peningkatan skill SDM dan profesionalitas melalui bisnis model yang tepat.

”Karena sebagian besar masyarakat desa adalah petani, maka kerja sama yang baik dengan Kementan dan institusi lainnya yang memiliki program di perdesaan sangat penting,” tuturnya.

Mantan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, pemerintah juga perlu memfasilitasi keluarga petani untuk memanfaatkan potensi industri 4.0. Selain itu, mempromosikan produktivitas keragaman produk, pengaturan sosial dan ekonomi, dengan fokus pada pendapatan keluarga.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement