JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengkhawatirkan wisatawan nasional akan berkurang peminatnya karena tujuannya akan lari ke luar negeri. Hal tersebut karena tingginya harga tiket pesawat.
Berdasarkan data Asosiasi Travel Agent Indonesia (Association of The Indonesia Tours and Travel Agencies/ASITA) terjadi penurunan wisatawan dalam negeri hingga 30-40%. Dari jumlah tersebut 20% diantarnya berkunjung ke luar negeri.
Oleh karena itu, Menpar berharap Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa mengeluarkan satu formula yang kuat agar tiket pesawat tidak mahal. Apalagi pengaruh tiket pesawat terhadap wisatawan sangat besar sekali.
Baca Juga: Tarif Bawah Tiket Pesawat Dinaikan, Begini Respons Pengusaha Travel
"Kalau bicara khawatir atau enggak saya juga khawatir (wisatawan nasional lari ke Indonesia)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Menurutnya, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia jauh lebih besar dibandingkan. Berdasarkan data Bank Indonesia, devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata adalah USD16 miliar. Bahkan, capaian tersebut menjadikan pariwisata komoditas nomor 2 setelah kelapa sawit.
"Datanya belum temukan sampai sekarang, saya pastikan jumlah wisman jauh lebih tinggi dibandingkan Wisnas. Itu bisa diliat laporan BI devisa pariwisata selalu surplus," kata Arief.
Baca Juga: Mahalnya Tiket Pesawat Bikin Liburan ke Luar Negeri Lebih Menarik
Namun lanjut Arief, wisatawan nasional yang lari dari dalam negeri ke luar negeri sebuah keniscayaan. Asalkan memberikan efek dengan masuknya wisatawan asing ke Indonesia.
"Jauh lebih tinggi dibandingkan devisa Indonesia yang ke luar itu namanya surplus. Di telekomunikasi imbal balik selalu ada. Aneh sekali kalo nelfon tanpa balasan. Khawatir juga keluar tapi itu keniscayaan paling ideal jaya orang Bali," jelasnya.
(Feby Novalius)