Seperti adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang pada akhirnya berimbas kepada perekonomian seluruh negara di dunia. Akhirnya pertumbuhan ekonomi dunia pun melambat, IMF bahkan mengoreksi proyeksi ekonomi dunia akan tumbuh di 3,3%.
"Sebenarnya untuk kebijakan kita 5 tahun ke depan itu tadinya praktis sudah kita siapkan sejak 2-3 tahun yang lalu. Tapi tiba-tiba ada dadakan gejolak ekonomi global, nah kita harus menghadapi yang dadakan itu. Artinya bagaimana caranya supaya ekspor kita ke neraca dagang bisa dipertahankan positif, karena kalau enggak, kita akan dianggap berisiko," paparnya.
Darmin menyatakan, pemerintah pun telah menyusun strategi jangka menengah untuk menghadapi persoalan ekonomi global, seperti pembangunan infrastruktur, insentif pajak, mempermudah perizinan usaha, reformasi agraria, hingga pendidikan vokasi. Namun, dia menekankan, yang utama juga membenahi ekspor.
"Itu semua tetap penting (strategi jangka menengah), tetapi ada yang lebih mendesak sekarang yaitu Ekspor," tutupnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)