JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) mencapai Rp73,28 triliun. Realisasi itu merupakan dana asing yang masuk hingga 25 April 2019, pasca pemilu berlangsung.
Dana tersebut berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp58,38 triliun. Serta dari portofolio saham sebesar Rp14,90 triliun.
Baca Juga: Bos BI Bicara Kerangka Kerja Kebijakan IMF
Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, dengan menengok angka tersebut maka aliran modal asing di pasar keuangan domestik pasca pemilu nampak tetap deras. Selain pemilu, investor juga mempertimbangkan faktor lainnya untuk menanamkan dananya di Tanah Air.
"Pertama perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri itu tetap tinggi, dan bahkan akan lebih tinggi. Karena semula Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan naik minimal satu atau dua kali, kini diperkirakan tidak naik sampai 2020," jelas dia di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Selain itu, kondisi fundamental ekonomi Indonesia juga terus membaik, terlihat dari tren pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5%. Tahun ini, ekonomi Indonesia juga diproyeksi akan lebih membaik tumbuh 5,2%. Di sisi lain, inflasi juga mampu terjaga sesuai sasaran 3,5% plus minus 1%.
Dengan kondisi eksternal maupun domestik tersebut, Perry pun optimistis aliran modal asing akan semakin deras ke depannya.
"Maka dengan FFR yang tidak naik investasi portfolio di SBN itu akan semakin menarik," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)