“Selama ini kami selalu ditanyakan agar lebih transparan sehingga semuanya bisa menjadi lebih dekat. Oleh karena itu kami merencanakan Bali United untuk go public," jelasnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat, (26/4/2019).
Perseroan berencana untuk menggunakan sekitar 19,1% dana dari hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure). Kemudian sekitar 20,4% untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak, serta 60,5% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.
"Dengan go public, maka semua bisa menjadi pemegang saham Bali United. Kita bisa menjadi sebuah keluarga yang saling memiliki. Kita bangga mengawal, bangga bisa bersama, dan juga bangga bisa memiliki,” katanya.
Adapun dalam prospektus yang dipublikasikan perusahaan pada Jumat, 26 April 2019, masa penawaran awal dilakukan pada 26 April hingga 7 Mei 2019. Sementara perkiraan tanggal pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 Mei 2019.