Namun menurutnya, IHSG harus dijaga di rentang batas bawah 6.335 ka - rena apabila melewatinya, maka IHSG akan berpotensi kembali ke 6.260. Dengan begitu, ada potensi rebound di sana, tapi rasa khawatir muncul karena laporan perusahaan emiten besar di Chi na akan mengeluarkan laporan keuangannya pada 30 April nanti.
“Kinerjanya yang baik atau tidak akan menjadi sentimen lanjutan bagi IHSG nanti,” katanya. Terpisah, analis OCBC Sekuritas Liga Maradona juga sependapat IHSG pekan ini akan bergerak melemah.
Menurutnya, investor cenderung menunggu hasil pertemuan The Fed pekan ini dan rata-rata hasil laporan keuangan emiten blue chip pada kuartal pertama masih di bawah ekspektasi pasar.
“Proyeksi IHSG sepekan kami berada dikisaran 6.340-6.460,” ujar Maradona.
Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula memiliki proyeksi makro ekonomi.
Menurutnya, secara historis pada kuartal kedua nilai tukar rupiah cenderung melemah dipengaruhi faktor musiman, seperti repatriasi dividen dan meningkatnya impor jelang Lebaran.
“Namun, selama defisit neraca berjalan bisa dijaga, perkirakan sentimen terhadap nilai tukar rupiah tidak akan terlalu buruk,” ujar Ezra, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, salah satu faktor yang bisa mengimbangi defisit pada neraca berjalan adalah arus dana masuk pada pasar finansial.
Karena itu, diharapkan perbaikan sentimen pada emerging market dan peluang pemangkasan suku bunga dapat mendorong arus dana masuk ke pasar finansial Indonesia yang pada akhirnya bisa membantu menurunkan defisit pada neraca berjalan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)