JAKARTA - Genderang perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China semakin nyata. Saling balas tarif impor dilakukan kedua negara yang dipimpin Donald Trump dan Xi Jinping tersebut.
Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif bagi produk impor China mulai akhir pekan lalu, China melakukan langkah pembalasan.
Perang dagang ini 'membunuh' pasar keuangan di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Selain itu, kinerja ekspor maupun impor tentu akan terganggu.
Baca Juga: AS-China Saling Balas Tarif Impor, Begini Dampaknya ke RI
Berikut fakta-faktanya seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).
1. Amerika Naikkan Tarif Impor Produk China USD200 Miliar
Presiden Donald Trump menaikkan tarif hingga 25% terhadap barang-barang China senilai USD200 miliar yang dikirim ke Amerika dan mengenakan pajak terhadap ekspor China lainnya senilai USD300 miliar. Tarif ini naik dari yang sebelumnya 10%
2. China Membalas
Kementerian Keuangan China mengumumkan siap menaikkan tarif produk AS senilai USD60 miliar sebagai pembalasan. Kenaikan tarif ini rencananya berlaku pada 1 Juni mendatang. Beijing juga akan menaikkan tarif terhadap lebih dari 5.000 produk AS hingga 25%. Sementara produk lainnya akan dikenakan kenaikan tarif hingga 20%.
3. Tak Tahu Kapan Perang Dagang Berakhir
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan terus berlanjut, sehingga tidak akan reda dalam jangka pendek. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
"Kami terus mewaspadai dampak dari perang dagang tersebut. Karena pola konfrontasinya sangat head to head kalau bisa dikatakan, dua negara besar ini yang mencoba secara diplomatis men-turndown itu menjadi lebih sulit. Artinya ketegangan ini akan mewarnai cukup panjang," ujarnya.
Baca Juga: Perang Dagang II, China Balas Kenakan Tarif Impor USD60 Miliar untuk Produk AS
4. Dampak Perang Dagang ke RI
Memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. Rupiah bergerak liar mendekati Rp15.000 per USD dan IHSG anjlok ke level 5.800-an dari level 6.000-an.
Selain itu. neraca perdagangan Indonesia diperkirakan akan kembali defisit akibat perang dagang pada April 2019. Namun, impor migas diperkirakan menyusut karena Pertamina akan memenuhi kebu tuhan dalam negeri berupa solar dan avtur.
5. Trump Tak Buru-Buru Selesaikan Perang Dagang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak terburu-buru untuk menyelesaikan kesepakatan dagang dengan China, saat perunding AS dari dua negara bersiap melanjutkan pembicaraan di Washington, menjadi sinyal baru bahwa diskusi dapat berlangsung pekan ini.
Baca Juga: Sri Mulyani: Perang Dagang AS-China Sulit Berakhir di Waktu Dekat
Di akun Twitter, Trump membela keputusannya untuk menjatuhkan tarif tambahan senilai USD200 miliar atas produk impor China, yang mulai berlaku pada Jumat. Ia juga mengatakan tarif tersebut akan meningkatkan Amerika Serikat lebih dari kesepakatan dagang apapun.
"Tarif akan menjadikan negara kita jauh lebih kaya daripada kesepakatan tradisional fenomenal," cuit Trump.
(Dani Jumadil Akhir)