"Tidak ada ketergesaan, semua saling membagi ruang, membagi waktu, membagi rejeki, semua rukun dan ramah. Semua manusia tampak bahagia, meski hidup tidak berlebihan secara materi. Semua manusia saling bersalaman dan saling mengucapkan “maaf lahir batin”, untuk memulai lagi lembaran hubungan antar manusia yang baru, bebas dari saling syak wasangka dan dendam," ujarnya.
Menurutnya, Lebaran adalah moment setiap individu untuk saling memaafkan secara ikhlas, membangun kembali tali silaturahmi secara tulus dan murni yang bebas dari bungkus kepura-puraan penampilan.
Baca Juga: Harga Daging Ayam dan Sapi Meroket saat Lebaran
"Lebaran adalah momen kita melakukan sungkeman ke orang tua. Betapa banyak kesalahan kita sebagai anak kepada orang tua kita. Dalam sungkem kami meminta maaf dan memohon doa restu. Betapa damai sewaktu kepala kita tumpukan di pangkuan orang tua. Sejenak merasakan elusan tangan dan bisikan doa di telinga kita, dan ciuman di kepala kita. Orang tua mengingatkan agar kita senantiasa berbuat baik kepada sesama, jujur dan ikhlas. Jangan lupa sembahyang (sholat), selalu mampu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Orang tua kita senantiasa mendoakan agar putra-putrinya selamat dan bahagia dalam menapaki kehidupan," ujarnya.
Di masa kecilnya, Sri Mulyani juga kerap melakukan ziarah saat Lebaran. Dia ziarah ke makam Embah Kakung dan leluhur yang telah meninggal.