Berikut ini lika-liku bisnis ritel, baik yang bertahan dan telah tutup di Indonesia sebelum Giant.
1. Lotus Departement Store, pada akhir Oktober 2017.
Gerai yang tutup : Thamrin, Cibubur, dan Bekasi
Penjelasan : Lotus mengalami kerugian terus menerus sehingga MAP memutuskan untuk menutupnya. Penutupan gerai Lotus ini dilakukan untuk memoles kinerja keuangan divisi department store PT Mitra Adi Perkasa (MAP) Tbk, induk usaha Lotus.
2. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada 28 Agustus 2017
Gerai yang tutup : 8 supermarketnya
Penjelasan : Penutupan bersifat sementara karena perusahaan sedang mendesign ulang toko. Redisain ini berlaku untuk gerai supermarket, bukan gerai yang menjual pakaian. Design ulang ini dilakukan sekaligus memanfaatkan waktu pada saat daya beli sedang lesu.
3. Debenhams, pada akhir 2017
Gerai yang tutup: 3 Gerai
Penjelasan: Gerai Debenhams di Senayan City, Kemang Village dan Supermall Karawaci. Penutupan ini diyakini akibat perubahan pola konsumsi masyarakat dari belanja langsung ke belanja online.
4. 7-Eleven, pada 30 Juni 2017
Gerai yang tutup : Seluruhnya
Penjelasan : 7 Eleven adalah milik PT Modern Internasional Tbk (MDRN) Penutupan karena besarnya biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan mereka sehingga 7-Eleven mengalami kerugian besar. Tercatat hingga Maret 2017, 7-Eleven mencatatkan rugi Rp447,93 miliar. Padahal periode sama tahun sebelumnya untung Rp21,31 miliar.
(Dani Jumadil Akhir)