JAKARTA - Kinerja PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) tengah disoroti. Hingga pertengahan tahun ini, pendapatan BUMN yang mengelola kawasan industri tersebut belum mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Selain target laba yang belum tercapai, rasio dana lancar yang dimiliki oleh KBN dengan utang sangatlah jomplang," kata Pendiri KBN Yustian Ismail dikutip dari Antaranews, di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Baca Juga: Pusat Logistik Berikat Dikembangkan untuk E-Commerce
Menurut Yustian, pendapatan KBN hingga Juni 2019 belum mencapai 20% dari target yang ditetapkan. Menurutnya, jika KBN tidak mendapatkan pendapatan yang maksimal di Agustus 2019, kondisi perusahaan bisa saja terpuruk.
Ditambahkan Yustian, kini kondisi keuangan KBN justru memikul beban berat berupa banyaknya tagihan-tagihan yang sedang berebutan masuk, di antaranya ada yang jumlahnya sangat besar, seperti untuk pembiayaan pembangunan area C-4.
“Untuk membayar utang-utang tersebut, KBN tidak akan mampu kecuali menambah pinjaman lagi," jelasnya.
Baca Juga: Sektor Migas Hemat Rp300 Miliar karena Pusat Logistik Berikat