Dubes Rubem menjelaskan bahwa ide utama membangun Brasilia sebagai ibu kota negara baru didasari atas perkembangan Rio de Janeiro yang terlalu cepat, sehingga tidak bisa mengakomodasi pemerintahan lagi.
Selain itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk pemerataan populasi dalam kaitannya dengan memaksimalkan wilayah yang dimiliki negara.
"Berbeda dengan Indonesia, waktu itu kami harus membangun Brasilia dari awal, sekitar 1.200 km dari Rio, di mana tidak ada apa-apa di sana pada waktu itu, tidak ada jalan, tidak ada rel kereta, benar-benar operasi besar-besaran yang membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Awalnya untuk mengakomodasi 1 juta penduduk, tapi sekarang sudah 3,3 juta penduduk," kata dia.
Saat ini, Brasilia menjadi kota terbesar keempat di Brasil setelah Rio de Janeiro, Sao Paolo, dan Salvador, serta memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brasil. Daerah sekitar atau wilayah satelit pun turut berkembang.
"Kini mereka berkembang menjadi daerah pariwisata dan industri," kata Rudem.
(Dani Jumadil Akhir)