Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jokowi Copot Pejabat dan Bubarkan Lembaga Persulit Izin Investasi

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 15 Juli 2019 |10:57 WIB
Jokowi Copot Pejabat dan Bubarkan Lembaga Persulit Izin Investasi
Foto: Pidato Kemenangan Jokowi Terpilih Jadi Presiden (Koran Sindo)
A
A
A

Kinerja Tim Ekonomi Disorot

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, dari banyak sasaran di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hanya satu yang berhasil dicapai, yakni kebijakan pengendalian inflasi.

Banyak program lain yang gagal dicapai karena berbagai faktor, di antaranya tim ekonomi tak solid dan tidak berhasil meluncurkan dan menjalankan kebijakan memadai. Untuk itu, kinerja tim ekonomi di masa datang sangat tergantung pada team work dan kepemimpinan ekonomi yang akan dijalankan.

Ekonom senior Indef, Didik J Rachbini, menyatakan, agenda utama dalam bidang ekonomi adalah memastikan Indonesia tidak tumbuh lemah pada tingkat moderat saja, hanya 5%. Hal ini karena tingkat pertumbuhan 5% tidak cukup untuk menggiring masuk jumlah penganggur penuh dan terselubung ke lapangan kerja yang produktif dan berkualitas.

Secara makroekonomi, sasaran pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Jokowi - JK yang ditargetkan 7-8% tidak terwujud sehingga ekonomi Indonesia merangkak hanya pada tingkat 5%. Apabila pertumbuhan ekonomi masih stagnan di tingkat 5%, sulit bagi Indonesia untuk masuk ke dalam jajaran negara ekonomi besar, ke-10 lalu ke-5, di dunia beberapa dekade mendatang.

“Mendongkrak tingkat pertumbuhan dari 5% ke 6,5% atau 7% seperti janji kampanye sangat penting dan harus menjadi sasaran utama agar Indonesia lepas dari jebakan middle income,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Didik menuturkan, sektor industri dan perdagangan adalah sektor yang agak lumayan kocar-kacir karena tidak memperlihatkan adanya sentuhan kebijakan memadai. Kebijakan pemerintah harus memperkuat sektor-sektor utama yang punya pengaruh besar terhadap ekonomi dan sosial, seperti sektor industri, pertanian, pari wisata.

Selama empat tahun terakhir, sektor industri hanya tumbuh 4%, di bawah per tumbuhan ekonomi nasional. Sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan juga tidak boleh sekadar dikelola sebagai bahan mentah, tetapi juga dihilirkan dan didorong menjadi komoditas industri dengan nilai tambah yang tinggi.

“Presiden perlu tim yang kuat, matang secara teknokratis, dan mampu mengatasi masalah sosial politik yang menghadang,” ucapnya.

Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan, ada dua pekerjaan rumah yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, yaitu memperbaiki defisit transaksi berjalan dan menggenjot investasi. Penerapan sistem perizinan investasi baru (OSS) dinilai belum efektif dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia.

Peneliti Indef lainnya, Imadudin Abdullah, mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi pemerintah perlu berfokus kepada tiga aspek: inovasi dan daya saing, penguatan ekonomi dalam negeri melalui reindustrialisasi, dan terakhir pemerataan ekonomi.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement