JAKARTA - Industri automotif selama semester pertama 2019 masih lesu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan di semester I-2019 baru mencapai 481.577 unit atau melemah 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 553.773 unit kendaraan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, melemahnya penjualan mobil di semester I-2019 dikarenakan adanya pesta demokrasi Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden. Sebab pada masa itu, konsumen justru menahan belanjanya.
Baca juga: Impor Turun, Gaikindo Sebut Industri Automotif RI Sudah Mandiri
Meskipun begitu lanjut Airlangga, penjualan mobil mendadak tinggi setelah event demokrasi ini berakhir. Selain usainya gelaran Pemilu, penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke-27 juga ikut berperan dalam mendongkrak penjualan lantaran produsen mobil memanfaatkan ajang ini untuk meluncurkan mobil baru.

"Ada apa coba, (ada Pemilu) ya sudah," ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7/2019).
Baca juga: Menperin Targetkan Ekspor Mobil 1 Juta Unit di 2025
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongki Sugiarto mengamini jika penyelenggaraan Pemilu pada April 2019 silam, membuat penjulan lesu. Gaikindo mencatat penjualan mobil turun 14,72% dari 494.931 unit menjadi 422.038 pada Mei 2019.
Selain itu, pelemahan tingkat penjualan mobil dipicu target pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang kuartal I 2019 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,07%.
"Hampir semua merek turun. Faktornya karena Pemilu dan pertumbuhan ekonomi. Sekarang sudah lewat, kami konsentrasi genjot kembali," ucapnya.
Meskipun sedang lesu, dirinya meyakini target penjualan Gaikindo sebesar 1,1 juta unit di tahun ini bakal tercapai. Sebab ada beberapa faktor yang memberikan dorongan pada penjualan di paruh kedua adalah selesainya Pemilu 2019 secara damai, peluncuran mobil baru di GIIAS, serta fasilitas uang muka (down payment/DP) nol persen untuk pembiayaan motor dan mobil dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Target kami tidak berubah, masih ada 6 bulan ke depan. Mudah-mudahan kami bisa,” tegasnya.
(Fakhri Rezy)