Silmy menjelaskan, tahun ini KRAS akan lebih fokus bagaimana mendapat USD1 miliar. Bukan berarti KRAS hanya berfokus pada tiga unit usahanya saja, tapi juga melihat aset-aset lain yakni aset industri baja. Menurut Silmy saat ini KRAS membutuhkan mitra strategis untuk mengoptimalkan lini produksi, efisiensi, maupun ekspansi lainnya.
Disampaikannya, saat ini ada beberapa hal penting yang akan dilakukan KRAS yaitu optimalisasi aset, divestasi anak perusahaan, sekuritisasi, dan IPO anak usah afiliasi. Keempat hal ini menurut Silmy akan menjadi jurus jitu KRAS memperbaiki kinerja fundamentalnya. Asal tahu saja selama enamtahun berturut-turut KRAS terus membukukan kerugian. Hingga kuartal I 2019, KRAS merugi USD62,3 juta.
KRAS tengah merestrukturisasi komprehensif dari segala masalah baik itu utang yang menggunung hingga rugi bersih yang tidak kunjung untung. Silmy mengakui keempat solusi itu akan berjalan paralel.”Restrukturisasi perbankan dimulai Oktober 2018, kemudian restrukturisasi bisnis sudah mengundang mitra strategis yakni McKinsey & Company dalam melihat bagaimana struktur bisnis yang ideal dan strategis untuk KRAS,” ujarnya.
Adapun business controllerjuga melibatkan nama besar yakni KPMG yang menurut Silmy dapat menyelamatkan KRAS ke depan. Menurut Silmy restrukturisasi dilakukan untuk kebaikan KRAS dan kepentingan industri baja nasional. Baginya jika ada pihak yang kecewa atau tidak senang adalah satu bagian konsekuensi yang diambil.
(Dani Jumadil Akhir)