Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perang Dagang, Ekspor Kedelai AS ke China Meningkat

Perang Dagang, Ekspor Kedelai AS ke China Meningkat
Kacang Kedelai (Foto: Shutterstock)
A
A
A

BEIJING - Amerika Serikat (AS) mengirimkan beberapa juta ton kedelai ke China sejak pemimpin kedua negara bertemu pada Juni lalu. Perang dagang AS dan China menghalangi ekspor produk pertanian AS ke China, dengan penjualan kedelai turun tajam setelah Beijing menerapkan tarif 25% pada berbagai produk AS.

Baca Juga: Sri Mulyani Akui RI Kurang Mampu Manfaatkan Perang Dagang

Data Departemen Agrikultur AS (USDA) menunjukkan bahwa hanya 1,02 juta ton kedelai yang dikirimkan ke China untuk periode sejak pertemuan G20 pada 28 Juni hingga 18 Juli. Pengiriman ini mencerminkan pembelian yang dilakukan awal tahun ini dan USDA akan merilis data baru pekan ini.

Infografis Perang Dagang

Meski demikian, badan penyiaran CCTV melaporkan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional serta Kementerian Perdagangan China menyatakan China telah membuat permintaan kepada para pemasok AS untuk pembelian kedelai, kapas, daging babi, sorgum, dan produk agrikultur lainnya sejak 19 Juli serta beberapa penjualan telah dilakukan.

“Selama produk agrikultur AS memiliki harga masuk akal dan kualitas bagus, maka akan ada pembelian baru,” ungkap laporan CCTV dilansir Reuters.

Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, RI Bisa Perang Dagang dengan Amerika?

Sejumlah perusahaan yang terlibat dalam penjualan itu telah mengajukan pengecualian untuk tarif bagi produk-produk agrikultur dengan pejabat bea cukai China.

Chief Executive Officer (CEO) China-data.com.cn Jim Huang yang berbasis di Wuhan menjelaskan, pembelian itu akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan negara dan para pemain besar lainnya berdasarkan pada harga dan permintaan aktual.

“Jadi, prosesnya tidak akan secepat itu. China jujur dalam negosiasi dengan AS dan menawarkan sikap niat baik,” kata Huang yang memimpin firma konsultan agrikul tur independen itu.

CCTV melaporkan, langkah ini menunjukkan keinginan China mempromosikan produk-produk AS dan menghormati kesepakatan antara Presiden AS Donald Trump serta Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan G20 di Osaka, Jepang, Juni lalu.

Para negosiator AS dan China bertemu di Shanghai pekan ini untuk pertama kali sejak pertemuan G20. Perundingan antara ke dua pihak akan dimulai pada 30 Juli. Pada awal bulan ini, pemerintahan Trump menyatakan AS akan membuat pengecualian untuk beberapa daftar 110 pro duk China dari tarif, termasuk peralatan medis dan kapasitor.

Media China menyebutkan, AS harus mengambil langkah nyata untuk menerapkan komitmen terkait dan menciptakan kondisi menguntungkan bagi kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral.

Data badan bea cukai menunjukkan China membeli 614.805 ton kedelai dari AS pada Juni, turun 2,5% dari Juni 2018 dan turun 37% dari 977.024 ton pada Mei. Menurut data pelacakan kapal Refinitiv, sekitar 30 kapal mengangkut total 1,02 juta ton kedelai telah meninggalkan AS menuju China pada Mei di bandingkan dengan delapan kapal berisi total 198.641 ton kedelai yang meninggalkan AS menuju China pada Juni lalu.

Lima pabrik pengolahan kedelai China dapat dikecualikan dari kebijakan tarif 25% pada beberapa produk AS. Meski demikian, China juga mempertimbangkan kualitas kedelai AS dengan kedelai Brasil.

(Koran Sindo-Syarifudin)

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement