Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peningkatan Kualitas Auditor Percepat Sertifikasi Sawit Indonesia

   Peningkatan Kualitas Auditor Percepat Sertifikasi Sawit Indonesia
Percepat Sertifikasi Sawit Indonesia (Foto: Antara)
A
A
A

Untuk itu, dia meminta agar semua pemangku kepentingan menyosialiasikan ISPO kepada masyarakat, terutama di kalangan universitas sampai sekolah-sekolah.

Hal itu, tambahnya, menjadi tantangan kita sehingga penerapan sustainable kelapa sawit Indonesia diketahui semua lapisan masyarakat.

Antaredjo mengatakan, dari sisi ekonomi, ISPO memang masih banyak didominasi perkebunan besar, sedangkan bagi pekebun rakyat pemerintah terus mendorong dan melakukan pendampingan agar petani menyadari tentang pentingnya menjaga lingkungan.

 Melihat Lebih Dekat Buruh Kerja Memanen Kelapa Sawit di Desa Sukasirna Sukabumi

Antaredjo menekankan, penyerahan sertifikat ISPO bukan sekedar seremonial, namun bukti komitmen industri sawit nasional sudah mematuhi segala peraturan dan kepentingan semua.

Sementara itu Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendeklarasikan dukungan penuh untuk sertifikasi ISPO. Deklarasi dibacakan Ketua Umum Gapki Joko Supriyono bersama jajaran pengurus Gapki.

Kepala Sekretariat ISPO Aziz Hidayat menyebutkan, hingga Agustus 2019 sertifikat ISPO yang terbit adalah 566 terdiri dari 556 perusahaan, 6 koperasi swadaya, dan 4 KUD plasma dengan total areal yang sudah tersertifikasi ISPO mencapai 5.185.544 hektar.

Menurut dia, dari 5 juta hektar tersebut menghasilkan tandan buah segar (TBS) sebanyak 56,65 juta ton per tahun, dengan produktivitas 19,07 ton per ha per tahun atau menghasilkan crude palm oil (CPO) sebanyak 12,26 juta ton per tahun serta kadar rendemen rata-rata 21,70%.

Dari 556 perusahaan tersebut, sebanyak 508 perusahaan swasta dengan luas areal 4,89 juta hektare atau sekitar 63% dari total luas perusahaan swasta seluas 7,78 juta hektare.

Sedangkan untuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebanyak 48 sertifikat atau seluas 282.762 hektare atau sekitar 40% dari total luas PTPN seluas 713 hektare.

 Melihat Lebih Dekat Buruh Kerja Memanen Kelapa Sawit di Desa Sukasirna Sukabumi

Kemudian untuk koperasi pekebun plasma dan swadaya sebanyak 10 sertifikat dengan total luas 6.236 hektare atau sekitar 0,107% dari luas total petani atau pekebun seluas 5,80 juta hektare.

Sementara itu, dalam upaya memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang berkelanjutan, industri kelapa sawit di Indonesia harus didukung dengan peningkatan kualitas auditor untuk sertifikasi.

CPO berkelanjutan harus melalui standar tahapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Standar tersebut memuat indikator-indikator yang menjamin bahwa penanaman dan produk yang dihasilkan ramah dan menjamin keberlanjutan lingkungan. Demikian dikutip Anataranews, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement