Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Investor Cari Aman Buat Harga Emas Berjangka Melonjak 1,1%

Fakhri Rezy , Jurnalis-Selasa, 24 September 2019 |08:04 WIB
Investor Cari Aman Buat Harga Emas Berjangka Melonjak 1,1%
Harga Emas (Shutterstock)
A
A
A

NEW YORK - Harga emas berjangka ditutup meningkat pada hari Senin (23/9/2019) waktu setempat. Harga emas naik ke posisi tertinggi dalam 2 minggu terakhir.

Kenaikan tersebut dikarenakan data ekonomi yang lemah dari zona euro memicu kekhawatiran resesi global. Sehingga, memaksa investor untuk mencari perlindungan di emas, sementara paladium melonjak ke rekornya karena kekurangan pasokan yang berkelanjutan.

 Baca juga: Harga Emas Turun Seceng ke Rp762.000/Gram di Awal Pekan

Melansir reuters, New York, Selasa (24/9/2019), harga emas berjangka AS ditutu naik 1,1% ke 1.531,5 per ons.

"Angka-angka PMI (Purchasing Managers Idnex) Jerman yang lemah memberi sedikit kejutan ke pasar saham dan membuat investor lebih aman ke emas dan perak," kata Phillip Streible, ahli strategi komoditas senior di RJO Futures.

 Baca juga: Harga Emas berjangka Naik di Tengah Investor Cari Aman

Emas bisa mencapai USD1.550 didukung akan suku bunga yang lemah, meningkatkan risiko geopolitik, tidak ada perjanjian (perdagangan) dengan China dan data yang lemah yang menunjukkan tergelincir ke dalam resesi.

Aktivitas sektor swasta Jerman menyusut untuk pertama kalinya dalam 6-1 / 2 tahun pada bulan September karena resesi manufaktur bertambah secara tak terduga dan pertumbuhan di sektor jasa kehilangan momentum, sementara pertumbuhan bisnis zona euro terhenti, sebuah survei menunjukkan pada hari Senin.

 Baca juga: Emas Antam Naik Rp4.000, Cek Harga Terbarunya di Sini

Sementara itu, data PMI manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan membantu pasar saham mengurangi beberapa kerugian, tetapi gagal untuk menghentikan momentum kenaikan emas.

Investor juga mengawasi hubungan dagang AS-China, setelah delegasi pertanian China membatalkan kunjungan mereka ke negara-negara pertanian AS, menambah ketidakpastian dalam sengketa berlarut-larut yang telah membebani ekonomi global.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement