JAKARTA - Kementerian Perhubungan masih melakukan kajian mendalam terkait pendanaan Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya. Diperkirakan total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya sebesar Rp60 triliun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perkiraan nilai investasi tersebut masih bersifat sementara. Pasalnya, pemerintah masih menunggu preparatory survey dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang rampung Oktober 2020.
Baca Juga: Tarif Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Cuma Rp400.000
"Semula kita memberikan satu nilai Rp60 triliun, harapan kita tidak lebih jauh dari itu, tapi tentunya ada suatu proses studi yang detail yang bisa dipertanggung jawabkan, proses inilah yang kita hendak lakukan," ujarnya saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Nantinya lanjut Budi, investasi proyek ini akan menggunakan pinjaman swasta dari luar negeri sehingga tidak membebani anggaran negara. Dengan demikian, pengerjaan proyek infrastruktur lainnya juga tetap bisa berjalan dengan baik.
"Skema pembiayaan proyek melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)," ucapnya.

Nantinya lanjut Budi, sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan Preparatory Survey, pada Bulan Mei 2020 JICA akan menyajikan hasil kajian sementara (interm report) untuk memutuskan kelanjutan dari proyek ini.
Dengan adanya hasil kajian sementara sampai dengan Bulan Mei 2020 tersebut, dia berharap dapat memperoleh gambaran yang lebih objektif dan komprehensif untuk pengambilan keputusan, baik secara teknis, skema pembiayaan proyek maupun kebijakan operasional.
Baca Juga: Dibangun 2022, Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Ditargetkan Rampung 2025
Preparatory survey yang telah dimulai pelaksanaannya oleh JICA pada Juni lalu ini bisa dilakukan setelah penandatanganan summary record hari ini. Summary record ini berisi kesepakatan teknis yang menjadi acuan dalam pelaksanaan preparatory survey.
Adapun proyek akan mulai dilakukan pada 2022 atau dua tahun setelah preparatory survey selesai. Pasalnya, pemerintah perlu melakukan pembebasan tanah selama kurun waktu tersebut. Baru kemudian pembangunan proyek bisa dimulai.
"Kita harapkan Mei 2020 JICA akan memberikan hasil awal survei. Saya harap mapping lokasi bisa diberikan lebih awal untuk kita segera melakukan pembebasan tanah," ucapnya.
Dengan adanya kereta semi cepat ini diharapkan perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 5,5 jam dari sebelumnya hingga 9 jam. Adapun panjang perlintasan mencapai 715 kilometer dan kecepatan rata-rata 160 km per jam.
"Ini pasti memberikan suatu alternatif bagi masyarakat dari Jakarta ke Surabaya, dan Surabaya ke Jakarta dan bisa menjadi alternatif dengan moda angkutan yang lain," kata Budi.
(Feby Novalius)