JAKARTA - Pemerintah meminta para pelaku industri ketika membandingkan harga gas di Indonesia dengan negara lainnya, dapat melihat hal ini secara keseluruhan dengan pembanding yang sama atau apple to apple.
Baca Juga: Pengusaha Minta Harga Gas Diturunkan Jadi USD6 per MMBTU
Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar mengatakan, diperlukan kehati-hatian ketika menilai harga gas Indonesia cukup kompetitif atau sebaliknya. Ini penting karena terkadang pelaku industri hanya melihat harga gas ini hanya dari satu sisi semata.
"Kadang-kadang kita melihat hanya satu sisi. 'Pak di Malaysia harga gas hanya USD7 per mmbtu. Kenapa kita USD9 per mmbtu.' Ini cuma perumpamaan. Ada tidak kita punya harga gas yang cuma USD5? Ada. Kita punya gas yang harganya USD9? Ada," ungkap Wamen ESDM seperti dilansir situs Ditjen Migas, Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Baca Juga: Industri Keramik Minta Harga Jual Gas Disamakan USD7,98/MMBTU
Sewaktu membandingkan harga gas, lanjut dia, sebaiknya dilihat secara apple to apple. Misalnya, harga gas tersebut merupakan harga di hulu migas atau sudah termasuk harga di midstream.
"Selain itu, apakah harga gas ini adalah harga gas LNG? Apakah harga ini yang sudah disubsidi oleh negara? Untuk itu mari kita lihat satu per satu sewaktu membandingkan sebuah harga gas," tambah Arcandra.
